Suara.com - Seseorang yang memiliki gangguan mental kerap dikaitkan dengan tingkat spiritualnya. Lantaran masih dianggap tabu, sehingga orang dengan gangguan mental dianggap memiliki iman yang lemah terhadap Tuhan.
Benarkah begitu? Psikolog dari Ghazalian Institute Ricky Firmansyah mengatakan bahwa perilaku seseorang sebenarnya sangat dipengaruhi dengan ilmu yang diketahuinya.
Apabila ilmu yang diketahuinya benar, tindakannya juga berpotensi baik. Begitu pula sebaliknya.
"Iman adalah potensi yang ada di dalam kalbu. Iman akan berkembang kalau dikasih ilmu," katanya saat siaran langsung Instagram, Minggu (19/6/2022).
Baca Juga: Psikiater: Perilaku Baik dan Buruk Manusia Sebenarnya Dikendalikan Otak
Ia menjelaskan, berdasarkan ajaran dari ilmuwan muslim Imam Ghazali bahwa seseorang yang alami gangguan mental akibat kurang ilmu dalam cara menghadapi takdir buruk.
"Di Ghazalian itu ada adabnya, kalau dia mendapat musibah ada adabnya seperti apa, tidak berlarut-larut dalam kesedihan atau dalam kemarahan. Jadi menurut saya, terlalu kasar kalau menyebut iman lemah, tapi hanya kurang ilmu saja," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, psikiater dr. Ida Rochmawati, Sp.KJ., juga menjelaskan bahwa faktor spiritual ikut berperan dalam proses kesembuhan seseorang saat terapi gangguan mental.
"Kalau kesembuhan itu ada 100 persen pencapaiannya, 25 persen adalah bagaimana kita (dokter) memberikan obat, memberikan intervensi secara fisik. Kemudian 25 persen lagi bagaimana seseorang bisa meningkatkan ketahanan mental, belajar dari peristiwa yang terjadi," kata dokter Ida.
"Ketiga, faktor lingkungan sosial, bagaimana dukungan sosial itu bisa memperkuat proses pemulihan seseorang. Dan yang keempat jelas spiritual. Karena spiritual itu bisa memberikan cara pandang yang berbeda ketika kita menghadapi suatu kondisi yang tidak sesuai harapan," imbuhnya.
Baca Juga: Tb Iman Ariyadi Desak Anggota DPRD Laporkan Dugaan Transaksi Jual Beli Jabatan di Pemkot Cilegon
Gangguan mental sebenarnya sesuatu yang bisa terjadi pada siapa pun, tak kenal usia, status sosial, maupun agama yang dianut. Dokter Ida mengatakan, bahkan pemuka agama yang dikenal memiliki tingkat spiritual tinggi pun bisa saja mengalami masalah mental.
"Sangat mungkin apalagi kalau itu terkait dengan gangguan mental organik. Misalnya, ada gangguan stroke yang ternyata ada bagian otak yang fungsi kognitif, fungsi eksekutif, terganggu. Maka itu juga akan mengganggu perilakunya," jelasnya.