Punya Kepribadian Ambius dan Cepat Marah? Waspada Risiko Sakit Jantung Meningkat!

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Minggu, 19 Juni 2022 | 18:05 WIB
Punya Kepribadian Ambius dan Cepat Marah? Waspada Risiko Sakit Jantung Meningkat!
Ilustrasi sakit jantung. (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyakit dan masalah kesehatan yang Anda alami tidak hanya bisa disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat. Kepribadian juga ternyata bisa mempengaruhi kondisi kesehatan fisik loh.

Dokter spesialis kejiwaan dr. Ida Rochmawati, Sp.KJ., mentatakan bahwa orang yang memiliki kepribadian ambius, kompetitif dan mudah marah berisiko lebih besar terkena penyakit jantung.

"Memang benar bahwa kepribadian tertentu ada kecenderungan yang beresiko pada penyakit tertentu. Jadi pembagian kepribadian ada banyak, ada tipe A, tipe B tipe C. Tipe A itu kompetitif, orang yang ambisius, ternyata memang dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa dia punya resiko untuk mengalami penyakit jantung. Orang yang pemarah itu juga memiliki resiko untuk punya penyakit jantung," papar dokter Ida dalam siaran langsung Instagram, Minggu (19/6/2022).

Ilustrasi marah.[Pexels/Liza Summer]
Ilustrasi marah.[Pexels/Liza Summer]

Hal seperti itu berlaku sebaliknya. Saat seseorang mengalami perawatan terkait penyakit jantung yang mengubah kondisi organnya, kepribadiannya juga kkut berubah.

Baca Juga: Sakit Jantung, Seorang Jemaah Calon Haji Asal Sragen Meninggal di Madinah

"Saya baca penelitian bahwa seseorang mengalami penyakit jantung kemudian melakukan transplantasi jantung, itu ternyata juga ada perubahan kepribadian," ujarnya.

Menurutnya, temuan itu membuktikan kalau jiwa manusia memang tersebar di seluruh organ tubuh. Antara jiwa dengan kesehatan fisik sebenarnya saling mempengaruhi satu sama lain.

"Banyak juga perilaku-perilaku kita mempengaruhi respon dari fisik. Kita mungkin menyebutnya sebagai psikosomatik, itu sebetulnya bukan diagnosa tapi definisi umum ketika suatu keluhan fisik didasari oleh faktor psikologis," jelasnya.

Tubuh kerap kali 'berbicara' melalui suatu gejala yang menunjukan kondisi psikologis seseorang.

"Misalnya, detak jantung meningkat ataupun gangguan pencernaan, ini menunjukkan ada sistem saraf yang namanya saraf otonom itu hiperaktif dan ini terkait dengan stres," pungkasnya.

Baca Juga: 5 Tes Kepribadian untuk Lebih Mengenal Diri Sendiri, Wajib Dicoba!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI