Suara.com - Baru-baru ini, udara Jakarta kembali mendapat predikat sebagai udara dengan kualitas buruk yang berdampak buruk untuk kesehatan. Kategori tidak sehat ini karena setelah diukur, konstreasi PM2.5 di udara Jakarta saat ini masih berada di atas batas normal. Tapi sebenarnya apa dampak kualitas udara yang buruk untuk kesehatan?
Udara menjadi kebutuhan utama untuk makhluk hidup dalam bernapas. Ketika kualitasnya buruk otomatis akan mempengaruhi kondisi kesehatan makhluk hidup yang menghirupnya. Maka secara singkat, berikut beberapa dampak kualitas udara yang buruk untuk kesehatan.
Dampak Kualitas Udara yang Buruk
1. Dampak untuk Pernapasan dan Jantung
Kualitas udara buruk yang terhirup secara terus menerus memicu munculnya masalah pernapasan hingga penyakit jantung. Mulai dari bronkitis kronis, asma, emfisema, hingga bahkan serangan jantung dan kanker. Polutan akan terus menumpuk di saluran pernapasan, dan menjadi semakin buruk seiring berjalannya waktu.
2. Pengaruhnya pada Kondisi Ibu Hamil dan Anak-Anak
Kualitas udara yang buruk juga berpengaruh pada ibu hamil dan anak-anak. Paparan polusi udara selama kehamilan bisa memicu terjadinya keguguran, kelahiran premature, autisme, asma, hingga gangguan spektrum pada anak-anak.
![Kabut polusi udara menyelimuti gedung-gedung di Jakarta, Selasa (5/10/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]](https://media.suara.com/pictures/original/2021/10/05/86833-kualitas-udara-di-jakarta.jpg)
Pada anak-anak, efeknya bisa merusak perkembangan otak saat usia tumbuh kembang optimal. Pada beberapa kasus bahkan udara buruk juga dapat memicu terjadinya pneumonia, yang mengancam jiwa anak-anak.
3. Kualitas Udara Buruk pada Hewan
Baca Juga: BRIN Akan Pantau Karbon Hitam di Jakarta
Selain mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan untuk manusia, ternyata udara buruk juga dapat mempengaruhi kondisi hewan. Hal ini karena banyaknya polutan yang ada di udara, dan terhirup secara terus menerus oleh hewan yang ada.