Studi Inggris: Remaja yang Minum-minuman Keras Lebih Berisiko Lakukan Tindakan Bunuh Diri

Risna Halidi Suara.Com
Jum'at, 17 Juni 2022 | 11:32 WIB
Studi Inggris: Remaja yang Minum-minuman Keras Lebih Berisiko Lakukan Tindakan Bunuh Diri
Ilustrasi alkohol (Elements Envato)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Remaja yang minum-minuman keras lebih mungkin melakukan tindakan bunuh diri dibanding yang tidak mengonsumsi minuman alkohol.

Ditulis dalam penelitian yang dirilis University of Leeds beberapa tahun lalu, remaja yang sering minum-minuman keras cenderung lebih tinggi berisiko melakukan bunuh diri di usia 20-an.

Sementara mereka yang dirawat di rumah sakit akibat konsumsi alkohol akan menghadapi risiko peningkatan lima kali lipat untuk membunuh diri mereka sendiri.

Temuan serupa terjadi pada remaja yang membutuhkan perawatan medis akibat mengonsumsi narkoba, terlibat kasus kekerasan dan menyakiti diri sendiri.

Profesor David Cottrell, dari University of Leeds, yang terlibat dalam penelitian tersebut memperingatkan bahwa lembaga terkait harus berbuat lebih banyak untuk membantu para remaja tersebut.

"Dokter belum sepenuhnya menghargai risiko yang dihadapi anak-anak dan remaja yang masuk ruang gawat darurat di rumah sakit karena mengalami masalah yang berhubungan dengan kesulitan," katanya dikutip Daily Mail, Jumat (17/6/2022).

"Sudah pasti bahwa anak-anak yang menyakiti diri sendiri berisiko tinggi bunuh diri. Namun penelitian menunjukkan bahwa risiko tersebut meluas ke kelompok yang jauh lebih luas," terang Cottrell lagi.

"Anak-anak dan remaja yang menderita akibat minuman atau obat-obatan terlarang atau kekerasan juga menghadapi peningkatan risiko bunuh diri atau kematian dini melalui perilaku alkohol dan obat-obatan terlarang."

Chief Executive Young Minds, Sarah Brennan mengatakan bahwa penelitian tersebut merupakan sebuah terobosan dalam kaitannya penyalahgunaan zat terlarang, kekerasan, menyakiti diri sendiri dan minuman beralkohol.

Baca Juga: SPBU di Palembang Mencekam! Dua Remaja Dikeroyok Belasan Orang, Tersungkur Berkali-kali

"Sangat penting bagi kita untuk tidak memikirkan orang muda hanya dalam daftar 'masalah', dan bahwa kita dapat memahami bagaimana penderitaan dapat diungkapkan dengan cara yang berbeda pada waktu yang berbeda," paparnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI