Suara.com - Pasien gagal jantung biasanya akan diminta untuk membatasi konsumsi minum agar tidak terjadi penumpukan cairan di dalam tubuh. Batas konsumsi minum pada setiap pasien berbeda-beda, tergantung dengan kondisi kesehatan dan kadar cairan di dalam tubuhnya.
Meski begitu, penumpukan cairan pada pasien gagal jantung tidak hanya diakibatkan oleh jumlah minum yang dikonsumsi. Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr. Vebiona Kartini Primaputri, Sp.JP., menjelaskan bahwa kondisi gagal jantung sendiri telag mengubah sistem hormonal dalam tubuh.
"Jadi pada suatu kondisi gagal jantung itu terdapat aktivasi dari sistem hormonal di dalam tubuh jadi sistem neurohormonal. Ada yang diaktivasi karena gagal jantung, sistem ini yang menyebabkan walaupun pasien tidak minum banyak, dia (sistem neurohormonal) memerintahkan ginjal untuk menahan air dan garam agar tidak dibuang melalui kencing," jelas dokter Vebi dalam webinar, Rabu (15/6/2022).
Lantaran air dan garam ditahan oleh ginjal, sehingga penumpukan pun terjadi di bernagai organ. Dokter Vebi menyampaikan bahwa penumpukan cairan tersebut bisa terjadi di semua organ, kecuali otak.
Baca Juga: Kolesterol Tinggi Bisa Menyebabkan Komplikasi, Tandanya Kram di 4 Bagian Tubuh Ini
"Karena otak punya sistem barrier sendiri. Tapi organ-organ, terutama yang paling berat melawan sistem gravitasi, seperti kaki, kemudian bisa di perut terjadi penumpukan cairan sehingga perut menjadi buncit. Atau di selaput paru atau di paru-paru itu sendiri," paparnya.
Apabila penumpukan cairan terjadi di kaki, maka akan menyebabkan bengkak. Sementara penumpukan di perut, selain menyebabkan buncit juga membuat pasien gagal jantung sering merasa kembung. Akibatnya, mudah merasa kenyang walaupun batu makan sedikit.
Kondisi tersebut yang apabila terjadi dalam waktu lama bisa menyebabkan pasien gagal jantung jadi kekurangan gizi karena sedikit makan, jelas dokter Vebi.
Berbeda lagi dengan penumpukan cairan di paru-paru maupun hanya di selaputnya atau dalam istilah medis dinamakan efusi pleura. Cairan tersebut harus segera dikeluarkan agar tidak menghambat pertukaran gas di dalamnya yang bisa berakibat menurunkan kadar oksigen di dalam tubuh.
Oleh sebab itu, pasien gagal jantung biasanya juga akan diresepkan obat diuretik untuk membantu keluarkan cairan dan garam berlebih itu. Selain berbahaya bagi organ lain, penumpukan cairan itu juga bisa menyebabkan pasien meninggal.
Baca Juga: Mengenal Primary PCI, Tindakan Kegawatdaruratan untuk Atasi Penyakit Jantung Koroner
"Nomor satu penyebab masuk rumah sakit pada pasien gagal jantung itu adalah penumpukan cairan," kata dokter Shiela.