Peringati ASEAN Dengue Day, Pemerintah Fokus Pada Tindakan Promotif dan Preventif Demam Berdarah

Rabu, 15 Juni 2022 | 15:26 WIB
Peringati ASEAN Dengue Day, Pemerintah Fokus Pada Tindakan Promotif dan Preventif Demam Berdarah
Positif terinfeksi demam berdarah. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - ASEAN Dengue Day (ADD) atau Hari Demam Berdarah (DBD) ASEAN diperingati setiap 15 Juni setiap tahunnya.

Plt. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Kementerian Kesehatan RI, dr. Tiffany Tiara Pakasi mengatakan, hal ini dilatarbelakangi karena mayoritas negara ASEAN merupakan daerah endemik DBD.

Dijelaskan dr. Tiara, penetapan ADD sendiri dilakukan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-19 di Hanoi pada 30 Oktober 2010 lalu.

Negara yang turut serta dalam pelaksanaan di antaranya adalah seluruh negara anggota ASEAN, yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Republik Demokratik Rakyat Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Baca Juga: Penyakit DBD Menghantui Bekasi, Warga Diminta Waspada

"Tujuannya adalah untuk meningkatkan komitmen nasional dan antar-anggota ASEAN pada upaya pengendalian demam berdarah. Baik pencegahan, penanggulangan, hingga tata laksana. Sehingga angka kejadian dan kematian akibat DBD dapat ditekan," ujarnya dalam jumpa pers Peringatan ADD yang digelar Kementrian Kesehatan RI pada Rabu (15/6/2022).

Lebih lanjut, ia menjelaskan tema global ADD tahun ini adalah "ASEAN's Resilience Against Dengue Amid Covid-19 Pandemic" atau "Ketahanan ASEAN terhadap DBD di Tengah Pandemi Covid-19".

Tahun ini, kata dr. Tiara, efek pandemi Covid-19 cukup memengaruhi program kesehatan, salah satunya adalah DBD. Untuk itulah, peserta negara ASEAN berkomitmen untuk tetap tangguh dan kuat menghadapi DBD pada masa Covid-19.

Sedangkan untuk program nasional, temanya adalah "Wujudkan Indonesia Bebas Dengue" dengan sub tema yang lebih kepada promotif preventif dengan PSN 3M-Plus dengan membasmi langsung vektornya agar spesies nyambuk penyebab DBD tidak hidup nyaman di Indonesia, dan dengan demikian bisa dibasmi.

"Ini yang sulit karena memang masih ada kematian akibat dengue. Di Indonesia sendiri angkanya mencapai 45.387 kasus dengan kematian 432 di tahun 2022," kata dia.

Baca Juga: Lesti Kejora Tak Dilayani di Hermes, Pasien DBD di Sleman Capai 161 Kasus

Di mana, hingga minggu ke-22 tahun 2022 kasus DBD sudah dilaporkan dari 449 Kabupaten/Kota yang tersebar di 34 Provinsi, dengan kematian tersebar di 163 Kabupaten/Kota di 31 Provinsi. Mayoritas kasus terlihat terjadi di Pulau Jawa, Nusa Tenggara dan Kalimatan.

Untuk itu, peringatan ADD 2022 kata dia diharapkan bisa menjadi salah satu ajang untuk memberikan edukasi kepada seluruh masyarakat di negara Asia Tenggara untuk mampu mencegah penyebaran penyakit DBD dengan menerapkan 3M plus, yaitu:

  1. Menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya. Dinding bak maupun penampungan air.
  2. Menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum. Menutup juga dapat diartikan sebagai kegiatan mengubur barang bekas di dalam tanah.
  3. Memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang).

"Tetap terapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan segera lakukan pemeriksaan apabila mengalami gejala DBD seperti demam tinggi, nyeri otot, hingga mual dan mutah ke fasilitas kesehatan terdekat agar bisa segera mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat," tutup dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI