Suara.com - Masalah stunting hingga saat ini masih jadi tantangan Indonesia. Tak hanya di kawasan desa, stunting juga banyak terjadi di perkotaan, seperti misalnya jakarta.
Seperti dikethaui, stunting sendiri tidak hanya menyebabkan kondisi fisik yang kurus dan pendek, tetapi juga kognitif dan indikator perkembangan lainnya.
Oleh karena itu penting untuk mengetahui penyebab agar bisa mencegahnya. Menurut Ahli Gizi dan Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Prof. Dr. drg. Sandra Fikawati, MPH stunting bukan hanya disebabkan oleh apa yang dikonsumsi anak.
Tapi juga terkait dengan gaya hidup dan pola konsumsi sang calon ibu. Oleh karena itu juga penting memperhatikan kesehatan seorang remaja perempuan.
Baca Juga: Selamat, Istri Ustaz Riza Muhammad Hamil Anak Kembar
Oleh karena itu, calon ibu harus sudah memperhatikan apa yang dikonsumsinya sejak remaja. Fika menuturkan, sangat baik untuk anak remaja mengonsumsi makanan yang mengandung protein hewani dan zat besi. Mengonsumsi pil penambah darah juga baik agar terhindar dari anemia.
“Biasanya anak remaja perempuan sedang menjaga tubuh sehingga diet dan kandungan yang diperlukan pada tubuh tidak maksimal. Oleh karena itu, hal ini harus diperhatikan, penting juga mengonsumsi pil penambah darah untuk mencegah anemia,” ucap Sandra Fikawati.
Dengan demikian, untuk pencegahan kenaikan angkan stunting harus sudah diperhatikan sejak remaja. Setelah itu, saat sedang hamil dan menyusui juga perlu diperhatikan makan yang dikonsumsi agar kualitas ASI baik.
Setelah melahirkan, bayi harus diberikan ASI ekslusif selama enam bulan penuh. Sesudah enam bulan, fokuskan anak untuk mengonsumsi protein hewani untuk pertumbuhan.
Baca Juga: Soal Kasus Stunting di Seyegan, Puskesmas: Terjadi Penurunan 3 Persen di 2021