Suara.com - Kenaikan kasus Covid-19 di Beijing, China, memaksa otoritas kesehatan setempat menunda pembukaan sekolah tatap muka.
Para pelajar sekolah menengah atas yang tinggal di luar wilayah terkontrol dipersilakan masuk sekolah sesuai jadwal seperti biasa.
Namun untuk pelajar sekolah menengah pertama, sekolah dasar, dan taman kanak-kanak harus tetap melanjutkan kegiatan belajar dan mengajar secara daring, demikian juru bicara Pemerintah Kota Beijing Xu Hejian kepada pers.
Otoritas setempat menyatakan pembukaan kembali kelas tatap muka sangat tergantung dengan situasi COVID-19 setelah ditemukan klaster baru terkait bar di kawasan internasional Sanlitun pada Kamis (9/6). Klaster bar tersebut sampai saat ini sudah menginfeksi lebih dari 100 orang.
Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 Naik, Satgas Bandingkan Indonesia Lebih Terkendali daripada Negara Lain
Otoritas pendidikan Beijing sebelumnya mengumumkan pembukaan kembali kelas tatap muka pada Senin setelah ditutup akibat munculnya klaster baru di salah satu sekolah menengah pada 22 April.
Mulai 1 Mei pusat-pusat keramaian, sekolah, dan perkantoran di Distrik Chaoyang ditutup. Kemudian dibuka lagi pada Senin (6/6).
Namun tiga hari kemudian ditemukan klaster bar di distrik yang banyak dihuni warga negara asing tersebut sehingga memaksa otoritas setempat menutup kembali pusat keramaian.
Otoritas setempat juga kembali mewajibkan warga Distrik Chaoyang untuk melakukan tes PCR selama tiga hari berturut-turut terhitung mulai Senin. [ANTARA]
Baca Juga: Satgas Belum Bisa Ungkap Penyebab Utama Kenaikan Kasus Covid-19 di Indonesia