Anoreksia Mengakibatkan Perubahan Struktur Otak dan Pengurangan Kecerdasan Penderitanya

Selasa, 14 Juni 2022 | 10:53 WIB
Anoreksia Mengakibatkan Perubahan Struktur Otak dan Pengurangan Kecerdasan Penderitanya
Ilustrasi anoreksia (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gangguan makan ternyata memiliki dampak langsung ke otak, terutama pada wanita. Seperti yang ditemukan dalam studi pemindaian otak MRI pada wanita muda penderita anoreksia.

Peneliti dari berbagai institusi dalam kelompok riset Enigma Eating Disorders menganalisis pemindaian otak MRI 685 wanita penderita anoreksia dan 963 wanita dengan berat badan sehat dari 22 tempat di seluruh dunia.

Para wanita berusia 15 hingga 27 tahun, dengan rata-rata 21 tahun. Sebagian besar telah menderita anoreksia sekitar 5 tahun.

Tujuan pemindaian MRI adalah untuk memodelkan perbedaan antara otak wanita penderita anoreksia dengan mereka yang memiliki berat badan sehat, serta penderita anoreksia yang sedang dalam tahap pemulihan.

Baca Juga: Awas! Penggunaan Narkoba Jangka Panjang Bisa Berisiko Buruk pada Tubuh, Salah Satunya Mengganggu Kerja Otak

Dilansir Insider, hasil menunjukkan bahwa ada perbedaan besar dalam struktur otak, yang terkait kecerdasan umum, pada ketiga kelompok tersebut.

Ilustrasi anoreksia (Freepik)
Ilustrasi anoreksia (Freepik)

Perubahan dalam struktur otak penderita anoreksia

Wanita yang menderita anoreksia memiliki indeks massa tubuh (IMT) di bawah 17,5 (rata-rata 15,4), sementara IMT kelompok kontrol rata-rata 21,6.

Pada otak penderita anoreksia, peneliti menemukan pengurangan cukup besar dalam ketebalan kortikal, volume subkortikal, dan luas permukaan kortikal.

Artinya ada pengurangan pada kecerdasan umum. Perubahan kortikal paling besar terjadi pada penderita dengan IMT terendah.

Baca Juga: Ngeri! Infeksi Covid-19 Bikin Bayi Berisiko Alami Gangguan Perkembangan Otak

Menurut penulis utama studi Esther Walton dari University of Bath, Inggris, kekurangan gizi menyebabkan penyusutan otak.

"Penyusutan ini bisa menunjukkan seberapa 'sehat' sel-sel otak atau hubungan antara sel-sel otak ini. Namun, reversibilitas efek ini menunjukkan bahwa kekurangan gizi tidak langsung menyebabkan kematian sel," kata Walton.

Untungnya, kondisi ini dapat diperbaiki dengan penambahan berat badan. Namun, bagi mereka yang tidak mengalaminya, kerusakan yang berlangsung tidak diketahui dan membutuhkan studi lebih mendalam.

Dari hasil studi ini, peneliti menggarisbawahi pentingnya pengobatan bagi pasien anoreksia untuk mencegah perubahan struktural otak dalam jangka panjang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI