Dalam Jangka Panjang, Pengguna Narkoba Berisiko Tak Bisa Merasakan Perasaan Senang Lagi

Vania Rossa Suara.Com
Selasa, 14 Juni 2022 | 07:42 WIB
Dalam Jangka Panjang, Pengguna Narkoba Berisiko Tak Bisa Merasakan Perasaan Senang Lagi
Ilustrasi Pengguna Narkoba Berisiko Tak Bisa Merasakan Perasaan Senang Lagi (pixabay.com / Anemone123)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bukan tanpa alasan mengapa penggunaan narkoba dianggap sangat berbahaya, dan penggunanya membutuhkan rehabilitasi. Salah satu dampak utamanya adalah mengganggu kinerja organ tubuh, terutama otak.

Menurut dokter spesialis kedokteran jiwa atau psikiater dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr. Ratna Mardiati, Sp.KJ(K), ada bagian otak yang terganggu, yaitu bagian kognisi, pada penggunaan narkoba jangka panjang.

"Orang pakai narkotika, dengan cara apapun, akan terlihat bahwa bagian aktif dari otaknya makin lama makin berkurang. Akan ada penurunan kognitif," kata dr. Ratna, mengutip dari Antara.

Selain otak, menurut Ratna, organ lainnya yang akan terganggu jika seseorang sudah kecanduan narkoba, salah satunya saluran pernapasan. Terutama jika narkoba digunakan dengan cara dihisap, misalnya ganja.

"Dia mudah sesak nafas. Jalan nafasnya jadi sempit, nafasnya ngos-ngosan. Jangka panjangnya, ada kerusakan di bronkus. Apalagi kalau dia sudah punya TBC, misalnya, paru-parunya pasti lebih repot," imbuhnya.

Sementara untuk jenis narkoba yang penggunaannya dengan cara ditelan, Ratna mengatakan akan ada masalah pada liver yang salah satu fungsinya melakukan proses detoksifikasi atau membuang racun dalam tubuh.

"Kalau racunnya sedikit, ya liver bisa atasi. Tapi kalau sudah pakai terus-terusan, bertahun-tahun, makin lama makin ke arah sirosis," ujar Ratna.

Tidak sampai di situ, Ratna mengatakan gangguan juga akan terjadi di usus, lambung, peredaran darah, jaringan otot, dan lain sebagainya, tergantung jenis narkoba yang dikonsumsi.

"Misalnya pakai ekstasi, sabu, itu kita jadi kurang bisa tidur. Motorik aktif secara berlebihan. Gerak terus. Lama-lama lelah, tapi tidak terasa lelah, biasanya jatuh saja, lalu masuk rumah sakit. Ini karena ototnya enggak kuat untuk dipaksa beraktivitas terus-menerus," katanya.

Baca Juga: Tak di Cancel Culture Lepas Rehabilitasi, Ardhito Pramono Masih Diterima Fans dan Banjir Manggung

Namun yang tak kalah mengerikan, selain menimbulkan gangguan pada organ tubuh, menurut Ratna yang kini berpraktik di Klinik Angsamerah itu, mengonsumsi narkoba terus-menerus akan membuat pengeluaran hormon dopamin di otak menjadi berlebihan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI