Suara.com - Serangan jantung merupakan kondisi darurat medis yang sangat perlu dikenal gejalanya. Para ilmuwan pun sudah mengidentifikasi gejala serangan jantung yang lebih kuas.
Menurut temuan baru, perubahan pada mata yang terjadi sejak 5 tahun lalu bisa menjadi gejala serangan jantung. Perubahan ini dapat mengidentifikasi mereka yang berisiko tinggi terkena serangan jantung.
Menurut temuan studi baru, variasi pola vaskular sewa mungkin mencerminkan perkembangan penyakit jantung koroner yang merupakan prekursor utama serangan jantung.
Serangan jantung menyerang ketika arteri yang mensuplai jantung dengan darah kaya oksigen tersumbat sehingga menyebabkan organ mati.
Baca Juga: Waduh Separuh Wajah Justin Bieber Lumpuh Akibat Virus, Begini Kondisinya
Faktor risiko untuk kondisi tersebut, seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi, biasanya berkembang sepanjang hidup.
Saat ini, dokter menilai risiko serangan jantung dengan mengukur indeks massa tubuh, tekanan darah, kadar kolesterol, dan gula darah seseorang.
Menurut temuan ilmiah baru-baru ini, perubahan pola pembuluh darah di retina mungkin muncul sejak beberapa tahun menjelang serangan jantung.
Perubahan ini dapat membantu para ahli merancang proses penyaringan sederhana di mana risiko serangan jantung dapat dihitung.
"Kami sudah tahu bahwa variasi dalam pembuluh darah retina mungkin bisa menggambarkan kondisi kesehatan kita," kata Ana Villaplana-Valesco, seorang mahasiswa PhD di Usher and Roslin Institutes, University of Edinburgh dikutip dari Express.
Baca Juga: Cegah Penyebaran Virus PMK, Pemkot Kediri Perpanjang Lockdown Pasar Hewan Dua Pekan ke Depan
Mengingat bahwa pencitraan retina adalah teknik non-invasif, peneliti memutuskan untuk menyelidiki manfaat kesehatan yang dapat kami peroleh dari gambar-gambar.
"Pertama kami mempelajari pola percabangan pembuluh darah vena dengan menghitung ukuran bernama dimensi fraktal dari data yang tersedia dari UK Biobank," jelasnya.
Data tersebut terdiri dari informasi epidemiologis demografis, klinis, pencitraan, dan genotipe untuk lebih dari 500 ribu peserta di seluruh Inggris.
Mereka menemukan bahwa pola percabangan pembuluh yang disederhanakan terkait dengan penyakit arteri koroner dan bisa menyebabkan serangan jantung.
Adapun beberapa gejala serangan jantung lainnya termasuk ketidaknyamanan dada, sesak napas, nyeri dan kelemahan bahu dan/atau lengan.
Dalam beberapa kasus, tanda-tanda ini dapat terjadi beberapa jam atau minggu sebelum kejadian. Sementara lainnya, mungkin mengalami gejala ini beberapa bulan sebelum serangan jantung.
Tanda-tanda lain seperti keluarnya keringat dingin, merasa mual atau pusing, mungkin juga merupakan gejala serangan jantung.