Suara.com - Infeksi jamur vagina atau kandidiasis vaginalis sangat umum terjadi. Kondisi ini dapat dipengaruhi oleh obat KB, pakaian ketat, menstruasi, kehamilan, dan faktor lainnya.
Dilansir The Health Site, infeksi jamur vagina terjadi ketika adanya ketidakseimbangan dalam tubuh wanita, membuat jamur yang disebut candida tumbuh berlebih.
Untungnya, infeksi jamur ringan kemungkinan tidak akan berpengaruh pada kesuburan. Namun, infeksi ini dapat mengurangi keinginan untuk beraktivitas seksual.
Infeksi jamur berulang dapat menganggu kekentalan lendir serviks dan kondisi vagina yang sehat. Akibatnya, lebih sulit bagi sperma untuk memasuki rahim.
Baca Juga: Satu Keluarga di Tapanuli Selatan Keracunan Makanan Usai Konsumsi Jamur Kelapa Sawit
Bila kondisinya parah, infeksi dapat menyebabkan infertilitas sehingga perlu menjalani terapi kesuburan.
Jadi, sangat penting untuk terbebas dari penyakit ketika seorang wanita mencoba untuk hamil. Gejala pada tahap awal infeksi jamur vagina bisa berupa:
- Keputihan dengan bau busuk
- Sensasi terbakar saat buang air kecil
- Gatal dan iritasi di daerah sekitar vagina
- Pembengkakan di daerah vagina
- Rasa gatal dan nyeri muncul bersamaan dengan keputihan berwarna putih kental
- Saat berhubungan seks, ada rasa sakit atau rasa terbakar
- Kemerahan dan nyeri di daerah vagina
- Ruam pada area vagina
Namun, ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi jamur vagina, yakni:
- Menghindari mandi air panas
- Mengenakan pakaian dalam yang menyerap keringat
- Menjaga kebersihan di sekitar area vagina
- Menghindari konsumsi gula berlebih
- Mempraktikkan diet sehat
Buang air kecil setelah berhubungan intim juga bisa mengurangi risiko infeksi saluran kemih.
Baca Juga: Dibanderol Mulai Rp200 Ribuan, Harry Styles Rilis Koleksi Skincare yang Terbuat dari Jamur