Tiga dari Sepuluh Anak Merasa Tidak Aman di Sekolah, Studi Ini Ungkap Penyebabnya

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 10 Juni 2022 | 13:02 WIB
Tiga dari Sepuluh Anak Merasa Tidak Aman di Sekolah, Studi Ini Ungkap Penyebabnya
Ilustrasi sekolah. (Unsplash/Neonbrand)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi mengungkap sekitar 31 persen alias 3 dari 10 anak tidak merasa aman di sekolah. Uniknya, penyebab rasa tidak aman ini berbeda-beda tergantung negara tempat tinggalnya.

Kesuksesan pendidikan anak tidak hanya dipengaruhi oleh kualitas pembelajaran. Sebuah studi menyebut kesuksesan pendidikan juga didapatkan dari menjaga keamanan dan keselamatan siswa.

Kasus penembakan anak di sekolah-sekolah meningkatkan kewaspadaan terhadap keamaan siswa saat menempuh pendidikan. Untuk menelaah lebih lanjut pengaruh faktor keamanan terhadap pendidikan, peneliti mewawancarai 21.688 remaja usia 13 sampai 15 tahun di 13 negara Eropa dan Asia, termasuk Singapura dan Indonesia.

Penelitian dilakukan sejak tahun 2011 hingga tahun 2017, dengan para siswa menjawab sendiri pertanyaan yang diberikan. Penelitian lalu diterbitkan di jurnal Frontiers of Psychology baru-baru ini.

Baca Juga: Viral, Ibu-ibu Antar Anak Pulang Sekolah Dijambret sampai Terjatuh dari Motor di Bekasi

Ilustrasi Sekolah . (Unsplash/Kelly Sikkema)
Ilustrasi Sekolah . (Unsplash/Kelly Sikkema)

Hasil studi menyebut rata-rata 31,4 persen remaja merasa tidak aman di sekolah. Uniknya, persentase siswa yang merasa tidak aman sangat berbeda di benua Eropa dan Asia. Di Finlandia hanya 11,5 persen siswa perempuan yang merasa tidak aman di sekolah, berbanding jauh dengan 69,8 persen siswi di Jepang.

Peneliti menyebut besar kemungkinan perbedaan ini terjadi karena faktor sosial dan budaya, daripada tingkat kejahatan.

"Finlandia dan Norwegia merupakan negara dengan tingkat perekonomian yang baik, sama seperti Jepang. Namun penelitian membuktikan meski tingkat kejahatan sama-sama rendah, perbedaan sosial dan budaya lebih memengaruhi persepsi keamanan siswa di sekolah," tulis peneliti, dikutip dari Medical Daily.

Misalnya di negara-negara Asia seperti Singapura dan Indonesia, tingkat stres yang tinggi untuk sukses dan berkompetisi di sekolah turut menjadi faktor yang membuat siswa merasa tidak aman.

Oleh karena itu peneliti menilai, kualitas pendidikan di suatu sekolah tidak boleh hanya ditentukan oleh hasil akhir dan nilai ujian siswa, tapi bagaimana siswa bisa menjalani proses pendidikan dengan aman dan nyaman.

Baca Juga: Sebentar Lagi Libur Sekolah, Ini 3 Rekomendasi Kegiatan Menyenangkan Untuk Anak

Peneliti juga menyoroti bullying sebagai faktor lain yang mengancam keselamatan siswa. Di sini, peran guru dan sekolah sangat penting untuk mencegah bullying menjadi parah.

Dengan sekolah dan guru yang lebih terlibat dalam pencegahan bullying, siswa pun akan merasa lebih aman. Kesejahteraan mental siswa yang terjaga dipercaya meningkatkan kualitas pendidikan.

"Lingkungan sekolah yang menjamin keamanan siswa memberikan pengaruh positif bagi perkembangan fisik, kognitif, dan emosional anak. Inilah yang menjadi kunci kesuksesan mereka di masa depan," tutur peneliti utama Andre Sourander dari University of Turku.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI