Update Covid-19 Global: Malaysia Laporkan 2 Kasus Baru Terkait Subvarian Omicron Paling Menular

Jum'at, 10 Juni 2022 | 09:07 WIB
Update Covid-19 Global: Malaysia Laporkan 2 Kasus Baru Terkait Subvarian Omicron Paling Menular
Ilustrasi covid-19 Subvarian Omicron. (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Update Covid-19 global per Jumat (10/6/2022) tercatat penambahan kasus positif sebanyak 532.249 orang terinfeksi. Dalam waktu 24 jam terakhir pula 1.345 orang di dunia meninggal akibat virus corona SARS Cov-2 tersebut.

Akumulasi kasus Covid-19 global, dikutip dari situs worldometers, tercatat 538,6 juta kasus positif dengan 6,32 juta orang meninggal dunia sejak awal pandemi.

Malaysia Temukan Kasus Varian Baru Omicron

Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin mengatakan pihaknya menemukan dua subvarian dari virus corona Omicron yang sangat menular. Dua kasus itu berkaitan dengan subvarian BA.5 dan satu kasus dengan subvarian BA.2.12.1.

Baca Juga: Satgas: Angka Kesembuhan Masih Tinggi Saat Kasus Positif Covid-19 Naik Lagi

Khairy mencatat bahwa kedua subvarian itu dikategorikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai garis keturunan yang dipantau di bawah varian Omicron Covid-19.

"Sejauh ini, faktor risikonya tetap sama," kata Khairy, dikutip dari Channel News Asia.

Kedua varian dilaporkan lebih merupakan dibandingkan versi yang dapat ditularkan dari virus corona asli.

Varian BA.2 dan subvarian BA.2.12.1 diperkirakan membentuk lebih dari 90 persen varian Covid-19 di Amerika Serikat, lapor Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS pada bulan April.

Sedangkan varian BA.5 pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan, di mana juga telah dominan. Varian itu kerap disebut mirip dengan BA.4 karena kesamaan genetik.

Baca Juga: Update COVID-19 Jakarta 8 Juni: Positif 288, Sembuh 96, Meninggal 0

Malaysia melaporkan 1.887 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Menurut Khairy, perilaku sehat masyarakat Malaysia menjadi garis pertahanan pertama untuk mencegah kembali terjadi lomjakan kasus positif.

“Jika Anda bisa membuat orang berperilaku berbeda untuk memiliki perilaku mencari kesehatan, melakukan vaksinasi, maka ini akan sangat memperkuat segala sesuatu yang lain dalam sistem perawatan kesehatan,” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI