Suara.com - Anda mungkin merasa lelah dan frustrasi ketika anak Anda tantrum, tetapi tantrum biasanya tidak perlu dikhawatirkan. Anak-anak, terutama balita, mengalami tantrum sebagai bagian dari perkembangan normal mereka. Anak-anak sering mengalami tantrum pada saat mereka memasuki prasekolah, sekitar usia 4 tahun. Lantas, bagaimana cara menghadapi anak tantrum?
Diketahui, tantrum adalah ketika seorang anak memiliki ledakan kemarahan dan frustrasi yang tidak direncanakan. Tantrum bisa berupa fisik, verbal, atau keduanya. Anak Anda mungkin bertingkah, mengganggu, dan umumnya menunjukkan perilaku yang tidak menyenangkan. Karenanya, banyak orangtua yang kewalahan menghadapi anak tantrum.
Umumnya anak-anak bertingkah demikian ini karena sedang membutuhkan atau menginginkan sesuatu yang tidak dapat mereka ungkapkan melalui kata-kata.
Tantrum seringkali tidak proporsional dengan keadaan. Anak-anak bisa bereaksi sangat kuat akan situasi ringan. Misalnya, Anda dapat memberi tahu anak Anda untuk menyimpan mainan atau menolak permintaan hadiahnya. Hal ini dapat menyebabkan meronta-ronta, berteriak, dan memukul.
Cara Mengahadapi Anak Tantrum
Sangat penting bagi anak-anak untuk mengalami frustrasi pada waktu-waktu tertentu, sehingga mereka dapat mulai belajar bagaimana mengelola perasaan mereka ketika segala sesuatunya tidak berjalan seperti yang mereka harapkan, dan membangun ketahanan.
Lantas, bagaimana cara menghadapi anak tantrum? Mari simak penjelasannya di bawah ini yang dihimpun dari berbagai sumber.

1. Cobalah untuk memahami
Salah satu langkah paling penting untuk mengurangi tantrum adalah mencoba dan memahami mengapa anak Anda kesal. Perlakukan setiap amukan sebagai insiden terpisah daripada pengulangan perilaku yang sama. Anak-anak dapat mengalami tantrum karena mereka lapar, cemas, atau marah, dan semakin Anda memahami mengapa tantrum terjadi, semakin besar peluang Anda untuk menemukan solusi.
Baca Juga: 7 Hal yang Bisa Dilakukan Orangtua untuk Mengatasi Anak Tantrum
Jika penyebabnya tidak segera jelas, Anda mungkin perlu menggali lebih dalam. Apa yang terjadi sesaat sebelum tantrum? Apakah ada hal lain yang terjadi pada hari sebelumnya yang mungkin membuat anak Anda tantrum.