Suara.com - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito mengatakan bahwa risiko BPA seperti yang disampaikan beberapa pihak seperti mengganggu fertilitas, kanker, sampai saat ini belum jelas hubungan sebab akibatnya. Hal senada juga disampaikan sejumlah ahli pangan dan pakar kimia dari universitas ternama serta sejumlah dokter.
“Perubahan-perubahan science, knowledge dan ilmu pengetahuan yang ada di masyarakat yang menunjukkan adanya bahaya-bahaya risiko terhadap aspek kesehatan masyarakat dan konsumen, itu harus kita respon dengan regulasi. Salah satunya adalah resiko BPA yang akan memberikan dampak kesehatan seperti berbagai resiko yang dikaitkan dengan gangguan fertifility, kanker, dan berbagai penyakit lainnya yang sampai saat ini belum jelas kausalitasnya,” ujar Penny dalam keterangannya, Kamis, (9/6/2022).
Sementara itu, seperti dikutip dari ANTARA, Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP mengatakan belum ada bukti air galon guna ulang menyebabkan penyakit kanker. Menurutnya, 90-95 persen kanker itu dari lingkungan.
“Kebanyakan karena paparan-paparan gaya hidup seperti kurang olahraga dan makan makanan yang salah, merokok, dan lain sebagainya. Jadi belum ada penelitian aii galon itu menyebabkan kanker,” ujarnya.
Baca Juga: Studi: Operasi Bariatrik pada Penderita Obesitas Mengurangi Risiko Kanker secara Signifikan
Dr. M. Alamsyah Aziz, SpOG (K), M.Kes., KIC, dokter spesialis kandungan yang juga Ketua Pokja Infeksi Saluran Reproduksi Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), juga mengatakan sampai saat ini dirinya tidak pernah menemukan adanya gangguan terhadap janin karena ibunya meminum air galon.
Karenanya, dia meminta para ibu hamil agar tidak khawatir menggunakan kemasan AMDK galon guna ulang ini, karena aman sekali dan tidak berbahaya terhadap ibu maupun pada janinnya.