Suara.com - Penelitian menemukan makan ikan secara teratur meningkatkan risiko kanker kulit. Pakar AS melihat adanya hubungan makan ikan dengan risiko mengembangkan melanoma maligna.
Mereka menemukan bahwa makan 43 gram ikan setiap hari atau sekitar 2 porsi seminggu, 22 persen lebih berisiko mengembangkan kanker kulit daripada orang yang jarang mengonsumsinya.
Para ilmuwan berpikir polutan yang ditemukan dalam makanan laut, seperti ikan mungkin salah satu penyebab peningkatan risiko kanker kulit tersebut.
NHS mengatakan diet sehat harus mencakup dua porsi atau sekitar 140 gram ikan berminyak, seperti salmon, sarden dan trout setiap minggu.
Baca Juga: Ciri-Ciri Orang Darah Rendah, Tak Cuma Sering Pusing
Meskipun rutin makan ikan berkaitan dengan risiko kanker kulit, para ahli mengatakan Anda tidak perlu berhenti mengonsumsinya.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Cancer Causes & Control, mengamati asupan ikan pada 491.367 orang dewasa.
Eunyoung Cho, dari Brown University di AS, mengatakan tim penelitinya mengidentifikasi hubungan antara makan ikan laut dan risiko kanker kulit yang membutuhkan penyelidikan lebih lanjut.
"Kami berspekulasi bahwa temuan ini mungkin bisa dikaitkan dengan kontaminan pada ikan, seperti bifenil poliklorin, dioksin, arsenik, dan merkuri," kata Eunyoung Cho dikutip dari The Sun.
Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa asupan ikan yang lebih tinggi dikaitkan dengan tingkat kontaminan yang lebih tinggi di dalam tubuh.
Baca Juga: Bukan Cuma Nyeri Dada, Ini Gejala-gejala Penyakit Jantung Lainnya yang Perlu Anda Waspadai
Penelitian ini juga telah mengidentifikasi hubungan antara kontaminan ini dan risiko kanker kulit yang lebih tinggi.
Mengomentari penelitian tersebut, para ahli Inggris mengatakan tidak ada alasan bagi orang untuk mengubah pola makan mereka.
"Karena, para peneliti menemukan risiko kanker melanoma yang lebih tinggi ini dari ikan dan tuna tidak digoreng," kata Dr Michael Jones, dari Institute of Cancer Research, London.
Menurutnya, diet seimbang yang sehat harus mencakup ikan dan hasil dari penelitian ini tidak mengubah rekomendasi itu.
Prof Stephen Duffy, Profesor Skrining Kanker, Queen Mary University of London menambahkan bahwa hasil penelitian ini sangat mengejutkan. Petugas medis pun banyak yang mempertanyakan tentang penelitian tersebut.
"Penelitian ini perlu ada penjelasan lebih lanjut mengenai risiko kanker kulit setelah mengonsumsi ikan laut yang telah digoreng," katanya.