Suara.com - Gigi yang sudah rusak parah biasanya permu dicabut agar tidak menimbulkan rasa sakit terus menerus dan berisiko menyebarkan infeksi ke jaringan lain yang masih sehat. Nantinya, area gigi yang dicabut akan digantikan dengan gigi palsu.
Dokter Gigi Spesialis Prostodonsia drg. Andy Wirahadikusumah mengatakan bahwa jika area gigi yang dicabut dibiarkan terlalu lama ompong, hal itu bisa berisiko menyebabkan gangguan di kemudian hari.
"Gigi itu cenderung bergerak mengisi ruang yang kosong. Jadi kalau sudah cabut tentu ada ruang kosong itu. Gigi depan atau belakang itu akan cenderung bergerak mengisi ruang kosong tersebut," kata Andy di Jakarta, Senin (6/6/2022).
"Bahkan gigi yang berlawanan juga ikut bergerak. Misalnya, gigi bawah dicabut, gigi atas akan cenderung bergerak ke bawah. Atau gigi atas dicabut lalu tidak diganti dalam waktu lama, gigi bawah yang naik mengisi ruang yang kosong," imbuhnya.
Baca Juga: Apes! Gigi Palsu Cewek Tak Sengaja Copot Saat Asyik Video Call, Sikap Cowoknya Langsung Tuai Pujian
Apabila pergeseran gigi terjadi, baru kemudian dipasang gigi palsu, tindakan tersebut akan lebih sulit dilakukan. Karena ruang untuk gigi palsu sudah terisi oleh gigi yang bergeser dan bisa memengaruhi kebersihan mulut.
"Karena dengan pergerakan gigi tersebut makanan akan lebih mudah nempel. Kalau gesernya lurus gak masalah. Tapi kalau miring atau muter tentu lebih gampang menempel. Apalagi kalau kebersihan gigi dan mulut tidak terjaga, pasti bisa jadi gigi berlubang," ujarnya.
Tipe gigi palsu ada yang permanen juga lepasan. Tetapi, apabila hanya satu gigi yang perlu diganti, biasanya menggunakan gigi yang ditanam permanen.
Andy mengatakan kalau perawatan gigi palsu permanen sebenarnya sama saja dengan perawatan gigi asli. Yakni, dengan menyikat gigi dua kali sehari saat selesai makan dan sebelum tidur.
"Kalau pasien bisa jaga kebersihan, kontrol rajin enam bulan sekali, gigi palsu bisa lebih awet. Tapi kalau kebersihan tidak dijaga akan memengaruhi akurasi, sehingga harus dibuat yang baru," ujarnya.