Obat Eskperimental Ini Dinilai Efektif Mengobati Kanker Rektum hingga Mengurangi Kekambuhan

Selasa, 07 Juni 2022 | 15:44 WIB
Obat Eskperimental Ini Dinilai Efektif Mengobati Kanker Rektum hingga Mengurangi Kekambuhan
Ilustrasi pasien berbaring. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah uji coba skala kecil terhadap obat imunoterapi dostarlimab menunjukkan hasil yang dinilai menjanjikan dalam menyembuhkan kanker rektum. Terapi ini bisa menjadi terobosan baru.

Obat imunoterapi dostarlimab merupakan obat yang digunakan dalam pengobatan kanker endometrium. Kini, dalam uji klinis pertama obat tersebut tampaknya efektif melawan tumor kanker rektum.

Peneliti juga mengatakan bahwa setiap pasien dalam uji klinis ini mengalami remisi kanker, yang mungkin belum pernah terjadi sebelumnya.

"Saya percaya ini adalah pertama kalinya terjadi dalam sejarah kanker," kata ahli onkologi mesia Luis Diaz dari Memorial Sloan Kettering Cancer Center (MSK), dilansir Science Alert.

Baca Juga: Dokter Lois Owien Dulu Sempat Viral Tak Percaya Covid-19, Kini Dikabarkan Meninggal Karena Kanker

Tetapi, hasil positif hanya terjadi pada 12 pasien (percobaan sedang berlangsung), semuanya memiliki tumor dengan mutasi genetik disebut mismatch repair deficiency (MMRd), yang terlihat pada subset sekitar 5 hingga 10 persen dari pasien kanker rektum.

Foto oleh Karolina Grabowska dari Pexels
Ilustrasi obat (Karolina Grabowska/Pexels)

Tumor tersebut cenderung kurang responsif terhadap kemoterapi dan perawatan radiasi, yang meningkatkan kebutuhan untuk operasi pengangkatan tumor.

Sementara dalam studi fase 2, pasien diberi dostarlimab setiap tiga minggu selama enam bulan, dengan kemoradioterapi standar dan pembedahanl ;anjutan jika tumor kembali.

Setelah enam bulan masa tindak lanjut, ke-12 pasien menunjukkan "respons lengkap klinis", tanpa bukti adanya kekambuhan tumor yang dilihat melalui pemindaian MRI, pemindaian PET, endoskopi, dan biopsi, di antara tes lainnya.

Sekitar tiga perempat pasien hanya mengalami efek samping ringan atau sedang, seperti ruam, gatal, kelelahan, mual. Tetapi tidak ada yang mengalami kekambuhan kanker dan bahkan, beberapa pasien bebas kanker selama dua tahun.

Baca Juga: Mengenal Leukemia, Jenis Kanker yang Tidak Ada Stadiumnya

Walau hasilnya menjanjikan, peneliti mengatakan masih banyak yang perlu diketahui dengan adanya uji klinis lebih lanjut pada pasien yang lebih banyak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI