Suara.com - Salah satu fakta menarik leukemia atau kanker darah adalah bahwa jenis kanker ini ternyata tidak memiliki tahapan seperti stadium 1, 2, 3, 4 atau stadium akhir. Hal ini karena kanker ini bukanlah kanker padat seperti tumor, tapi bentuknya berupa cairan.
Hal ini diungkap oleh dr. Dewi Anggraeni, Sp.A (K) dari Rumah Sakit Umum Persahabatan (RSUP), bahwa banyak dokter menyebut leukemia dengan tumor cair.
"Jadi kalau leukemia itu kan kanker darah. Jadi kita menilainya bukan berdasarkan stadium, kalau stadium itu kan hanya untuk tumor yang padat sifatnya. Kalau leukemia, kita sebut tumor cair karena kanker darah," ujar dr. Dewi dalam acara diskusi bersama Radio Kesehatan, Selasa (7/6/2022).
Sehingga menurut dia, alih-alih menilai kondisi seberapa parah leukemia dengan stadium, maka dokter akan menentukan jenis leukemia berdasarkan tipe leukemia dengan melihat gambaran sel hasil pemeriksaan dengan mikrosopis.
Baca Juga: Komedian Qomar Sembuh dari Kanker Usus, Jarang Terjadi Bagi Pasien Stadium 4
"Jadi kalau microbalstik ada 3 tipe, sementara mieloblastik ada 7 tipe. Semakin tinggi tiketnya, maka akan semakin jelek. Tapi tentunya didukung oleh faktor-faktor yang lain juga," papar dr. Dewi.
Lantaran kankernya berbentuk cair dan bisa mengalir ke seluruh tubuh, maka leukemia juga bisa menyebabkan berbagai komplikasi yang perlu diwaspadai, karena bisa mengenai dan merusak berbagai organ vital.
"Iya, tentunya sifat kanker tidak menetap, akan beredar ke seluruh tubuh akan timbulnya gangguan ke berbagai organ. Kalau pada leukemia akut sendiri, yang kita takutkan terjadi pendarahan, khususnya di organ vital seperti otak dan paru," jelasnya.
Risiko lain adalah infeksi berat seperti sepsis juga perlu diperhatikan, karena kondisi ini membuat penderita bisa datang di kemudian hari dengan jenis kanker darah lain, setelah ia dinyatakan sembuh atau remisi dari leukemia.
"Karena pada saat kemoterapi tidak hanya mengenai sel kanker tetapi biasanya sel normal akan ikut terkena, bukan tidak mungkin menyebabkan kanker baru," tutupnya.
Baca Juga: Peneliti Temukan Pengobatan Baru agar Pasien Kanker Usus Besar Stadium II Tak Perlu Kemoterapi