Suara.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menaikkan tingkat kewaspadaan terhadap cacar monyet menjadi level 2 mulai Senin (6/6) waktu setempat. Badan tersebut meminta agar para pelancong tetap memakai masker selama di area publik.
Meskipun tidak dalam kondisi peningkatan kasus Covid-19, tapi infeksi cacar monyet telah menyebar ke seluruh dunia dari Afrika sejak Maret 2022.
Gejala cacar monyet seperti flu tetapi segera berkembang menjadi pembengkakan kelenjar getah bening dan ruam di seluruh tubuh juga wajah. Pada akhirnya, lesi yang menyakitkan terbentuk di area ruam, meninggalkan jaringan parut yang parah.
"Kasus cacar monyet telah dilaporkan di Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, Afrika, Asia, dan Australia," tulis CDC dalam peringatannya, dikutip dari Fox.
Baca Juga: Kasus Cacar Monyet Capai 700 Lebih di 27 Negara, WHO: Ini Sangat Kritis!
"Beberapa kasus dilaporkan pada pria yang berhubungan seks dengan pria. Beberapa kasus juga dilaporkan pada orang yang tinggal di rumah yang sama dengan orang yang terinfeksi," tambah CDC.
Data CDC, kasus cacar monyet di AS telah sebanyak 21 orang terinfeksi hingga 3 Juni 2022.
Ilmuwan di Universitas Johns Hopkins, AS, Dr. Amesh Adalja mengatakan kalau cacar monyet mungkin tidak terdeteksi di negara-negara Barat karena dikira berupa infeksi menular seksual (IMS). Sebab sejumlah IMS ada yang memiliki gejala serupa dengan cacar monyet.
"Apa yang mungkin terjadi adalah penyakit menular endemik dari Afrika menyebar melalui jaringan sosial dan seksual. Kemudian makin cepat akibat peristiwa amplifikasi besar, seperti rave di Belgia, untuk menyebar ke seluruh dunia," kata Adalja.
Baca Juga: Giliran Washington DC Konfirmasi Kasus Cacar Monyet Pertama