Suara.com - Serangan jantung menjadi salah satu momok paling mengerikan yang mengancam kesehatan masyarakat. Masalah kardiovaskuler itu bisa dialami semua orang, baik laki-laki maupun perempuan.
Namun yang mengejutkan, banyak dari pasien serangan jantung yang meninggal dunia adalah perempuan. Hal tersebut dimuat dalam jurnal medis Medical Journal of Australia yang terbit pada 2018 lalu.
Dari sekitar 2898 pasien yang terdiri dari 2183 laki-laki dan 715 perempuan yang menderita serangan jantung ST-elevation myocardial infarction atau STEMI, mayoritas perempuan dianggap tidak mendapat perawatan yang sama seperti laki-laki, bahkan tidak mendapat resep obat sesuai.
Padahal STEMI sendiri menyumbang sekitar 20 persen dari semua kejadian serangan jantung di seluruh dunia.
Baca Juga: Jangan Abaikan Sesak Napas, Bisa Jadi Tanda 5 Masalah Jantung Ini!
Kata para peneliti, hal tersebut bisa saja terjadi akibat adanya bias di institusi medis dan pekerja perawatan kesehatan yang menganggap perempuan tidak mungkin meninggal dunia karena serangan jantung.
"Apapun penyebabnya, perbedaan ini tidak dibenarkan. Kita perlu melakukan lebih banyak penelitian untuk menemukan jawaban mengapa perempuan yang menderita serangan jantung serius tidak mendapat layanan kesehatan sesuai dan segera mengidentifikasi cara untuk memperbaiki perbedaan dalam pengobatan dan hasil kesehatan ini," kata penulis senior studi tersebut, Profesor Clara Chow dari Universitas Sydney.
Studi ini sendiri merupakan hasil dari pengamatan dan catatan dari 41 rumah sakit di Australia pada periode Februari 2009 hingga Mei 2016.
Usia rata-rata perempuan yang menderita STEMI adalah 66,6 tahun sementara laki-laki adalah 60 tahun. Selain itu juga diketahuai lebih banyak perempuan dalam penelitian ini yang menderita hipertensi, diabetes, penyakit ginjal dan demensia.
"Meskipun kami telah lama mengetahui bahwa pasien berusia tua dan mereka yang memiliki komplikasi kurang menerima perawatan berbasis bukti, penelitian ini akan mendorong kami untuk tetap fokus kembali memberikan perhatian pada perempuan dengan STEMI," kata rekan penulis penelitian, Profesor David Brieger.
Baca Juga: Buya Syafii Maarif Meninggal Dipicu Henti Jantung, Apa Bedanya dengan Serangan Jantung?