Cegah Stunting pada Anak, Konsumsi Kacang-Kacangan Harus Ditingkatkan

Sabtu, 04 Juni 2022 | 20:15 WIB
Cegah Stunting pada Anak, Konsumsi Kacang-Kacangan Harus Ditingkatkan
Ilustrasi berbagai jenis kacang-kacangan (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Memperingati Hari Keluarga Nasional atau Harganas 2022 yang jatuh pada 29 Juni mendatang, gizi dan stunting masih akan jadi fokus utama untuk diatasi.

Data Survei Status Gizi Balita Indonesia 2021 menunjukkan, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 24,4 persen, turun 3,3 persen dari 27,7 persen di 2019.

Menyoroti ini, Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Ali Khomsan, menyebut bahwa salah satu cara mencegah stunting sedari dini yaitu dengan meningkatkan konsumsi protein hewani, kacang-kacangan, umbi-umbian, buah dan sayur.

"Sedangkan yang harus diturunkan adalah konsumsi beras dan terigu," Prof. Ali dalam rilis Nestle Indonesia, Sabtu (4/6/2022).

Baca Juga: Wali Kota Medan Bobby Nasution Tanya Camat dan Lurahnya soal Stunting

Ia juga menyarankan, menanam umbi-umbian di pekarangan rumah bisa jadi solusi, mencegah krisis pangan sekaligus berlatih budidaya tanaman pangan. Apalagi karakter dan sifat umbi-umbian ini mudah tumbuh di suhu tropis Indonesia.

"Mudah ditanam dan adaptif pada berbagai lingkungan dan terhadap perubahan iklim," tuturnya.

Makanan alternatif lainnya bisa memberikan bubur kacang hijau atau jus kacang hijau, yang rendah gula untuk meningkatkan berat badan balita.

"Sedangkan tempe meningkatkan berat badan pada balita umur 12 hingga 18 bulan," jelas Prof. Ali.

Perlu diketahui, stunting dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, di mana lebih dari 70 persen kejadiannya disebabkan oleh pola hidup, seperti konsumsi pangan dan aktivitas fisik.

Baca Juga: Kenali HVP pada Kaldu Jamur, Penyedap Rasa Pengganti MSG

Selain itu, konsumsi aneka ragam bahan pangan yang diolah menjadi menu yang menarik dapat membantu memenuhi gizi seimbang yang dapat mendukung perbaikan kualitas dan status gizi keluarga.

Terutama sebagai kelompok masyarakat yang terkecil untuk menerapkan kebiasaan makan baik.

Ditambah, sarapan dapat berkontribusi terhadap 30 persen kebutuhan gizi, dan mengonsumsi sarapan bergizi seimbang yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, serta sayur dan buah dapat meningkatkan asupan gizi seimbang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI