Waduh! Penelitian Sebut Tinggi Badan Pengaruhi Risiko Cedera Karena Jatuh, Kok Bisa?

Sabtu, 04 Juni 2022 | 19:29 WIB
Waduh! Penelitian Sebut Tinggi Badan Pengaruhi Risiko Cedera Karena Jatuh, Kok Bisa?
ilustrasi cedera kaki. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tahukah Anda bahwa risiko cedera karena terjatuh dipengaruhi oleh tinggi badan? Ya, penelitian menunjukan orang tinggi lebih dari 152 centimeter ternyata lebih berisiko sakit dibanding orang yang lebih pendek.

Temuan ini didapatkan setelah peneliti mengamati lebih dari 1.000 penyakit pada 250 ribu lelaki dan perempuan berkulit putih, hitam dan coklat di AS.

Hasilnya peneliti menemukan bahwa tinggi badan dikaitkan pada risiko detak jantung tak teratur atau aritmia, varises, kerusakan saraf dan borok pada kaki.

Selain itu, semakin tinggi badan seseorang maka semakin berisiko alami infeksi penyakit kulit dan tulang. Ditambah mereka juga berisiko alami pembekuan darah, kerusakan saraf, dan infeksi jamur di kuku.

Baca Juga: Kang Daniel Tidak Dapat Menghadiri 'Music Bank' Hari Ini, Apa Alasannya?

ilustrasi tinggi badan. (Shutterstock)
ilustrasi tinggi badan. (Shutterstock)

Mengutip Dailymail, Sabtu (4/6/2022) sebagai yang meneliti, peneliti dari Rocky Mountain Regional VA Medical Center tidak tahu alasan orang tinggi cenderung alami lebih banyak masalah kesehatan.

Tapi teori menyebutkan, orang tinggi membuat tubuh harus dipaksa memompa darah dengan jarak lebih jauh, dan bisa menyebabkan kurangnya aliran darah untuk menjaga tubuh tetap sehat.

Selain itu membawa badan yang lebih besar juga bisa memberi beban lebih pada tulang, otot dan kaki. Tapi menariknya, orang tinggi berisiko rendah alami penyakit kronik jantung koroner, tekanan darah tinggi (hipertensi) atau kolesterol tinggi.

Untuk meneliti ini, para peneliti menggunakan database genetik dan kesehatan yang disebut VA Million Veteran Program, yang mencakup data sebanyak 280.000 orang Amerika.

Untuk subjek penelitian, 91 persen dari peserta adalah laki-laki, yang merupakan mantan anggota angkatan bersenjata. Sehingga penelitian ini disebut tidak relevan untuk kelompok masyarakat lain.

Baca Juga: Alami Saraf Terjepit, Kang Daniel Batal Tampil di Acara Musik Mingguan

Penelitian ini dipublikasi dalam PLOS Genetics, dengan tujuan berusaha mengkonfirmasi penelitian sebelumnya, yakni tinggi badan berisiko sebabkan detak jantung tak teratur (aritmia) dan varises lebih tinggi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI