Suara.com - April Jasmine dan Ustaz Solmed sangat penik ketika anaknya, Sultan Mahmoed Qusyairi mengalami demam. Apalagi, demam Sultan semakin tinggi meskipun sudah diberi obat penurun demam.
"Sore tadi mommy minta tolong ete jagain abang (Sultan) sebentar, mommy mau makan karena dari pagi belum sempet makan, seru banget ngurusin suami dan anak kembar… Pas mommy selesai makan ete panik keluar kamar kasih tau panas abang 39.9," tulis April Jasmine, istri Ustaz Solmed, Kamis (2/6/2022).
Istri Ustaz Solmed langsung membawa anaknya ke IGD, karena Sultan memang memiliki riwayat panas kejang. Ia juga berdoa agar kondisi anaknya segera membaik.
Pada sebagian kasus, panas kejang memang bisa terjadi berulang, terutama pada bayi di tahun kehidupan pertamanya.
Baca Juga: WHO: Cacar Monyet Monkeypox Telah Menyebar Tanpa Terdeteksi Selama Beberapa Waktu
Tapi dilansir dari Hello Sehat, ada faktor lain yang bisa mempengaruhi risiko panas kejang anak bisa berulang, seperti:
- Riwayat dalam keluarga
- Usia kurang dari 12 bulan
- Temperatur yang rendah ketika kejang
- Cepatnya kejang setelah demam
Bila Anda menemukan faktor di atas, ada peluang kalau panas kejang pada anak bisa berulang, yakni sebesar 80 persen. Apabila tidak ada faktor di atas, panas kejang tetap saja bisa berulang dengan besaran risiko 10-15 persen.
Namun, sejauh ini belum ada laporan kasus kematian anak akibat panas kejang. Bahkan, kerusakan organ tubuh akibat komplikasi panas kejang juga tidak pernah ada.
Mesk begitu, perkembangan motorik, mental dan kecerdasan anak yang terlahir normal akan tetapnormal meskipun pernah mengalami panas kejang.
Panas kejang biasanya akan menghilang dengan sendiri ketika anak usia 5 tahun. Sedangkan, kejadian epilesi terjadi pada kurang dari 5 persena anak dengan panas kejang.
Baca Juga: Epidemiolog Ungkap Pentingnya Vaksin Booster: Dosis Ketiga untuk Keluar dari Pandemi