Cara Tanamkan Empati Pada Anak Sesuai Fase Tumbuh Kembang, Perhatikan Ya Bun!

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 02 Juni 2022 | 22:23 WIB
Cara Tanamkan Empati Pada Anak Sesuai Fase Tumbuh Kembang, Perhatikan Ya Bun!
Ilustrasi menanamkan empati pada anak.[Alex Green/Pexels]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menanamkan sikap empati pada anak perlu dilakukan sejak dini. Bagaimana cara terbaik melakukannya?

Psikolog keluarga Anna Surti Ariani S.Psi., M.Si mengatakan bahwa menanamkan sikap empati kepada anak tidak akan muncul secara langsung. Pembelajaran tersebut harus dipraktikkan berulang kali dan bertahap.

"Jadi kita perlu memahami dulu bahwa kemampuan menolong, kemampuan berbagi itu tidak muncul secara langsung, namun bertahap," kata Anna dikutip dari ANTARA.

"Ada ahli-ahli perkembangan yang menyebutkan bahwa untuk bisa betul-betul sadar untuk berbagi, itu paling nggak dia perlu melewati beberapa tahap. Setidaknya tiga tahap dulu. Artinya, itu baru usia sekitar SMP gitu untuk betul-betul menyadari secara utuh dia bisa berbagi," sambungnya.

Baca Juga: Kemampuan Menolong Tak Muncul secara Langsung, Begini Tahap Tumbuh Kembang Empati pada Anak

Anna menjelaskan, sikap tersebut akan tumbuh setelah anak mengalami tiga tahap. Tahap pertama adalah tahap pra-sekolah. Di usia tersebut, anak belum melakukan tindakan berbagi berdasarkan kesadarannya sendiri.

Menurut Anna, ketika anak pra-sekolah berbagi kepada orang lain, hal tersebut dilakukan karena sang anak tahu bahwa itu merupakan tindakan yang dipuji oleh orang tuanya.

"Kalau masih pra-sekolah, kemungkinan tahap yang dia alami itu adalah baru dia berbagi lebih karena dia tahunya itu adalah hal yang dipuji oleh orang tuanya. Bukan karena dia sadar kalau itu memberikan kebaikan," kata Anna.

"Tahapan berikutnya biasanya dialami oleh anak SD awal, itu adalah ketika seorang anak menolong atau berbagi adalah karena dia merespon saja apa yang diminta oleh orang lain. Jadi ibaratnya disuruh sama orang tuanya, baru dia melakukannya," tambahnya.

Umumnya pada usia-usia tersebut, anak masih sulit untuk bersabar dan berbagi. Misalnya mengantri bermain ayunan atau pun meminjamkan mainannya kepada temannya. Namun, Anna mengimbau agar orang tua tetap bersabar dan tidak berhenti menanamkan sikap tersebut kepada anaknya.

Baca Juga: Tiga Tahap Ini Harus Dilalui Dalam Proses Mengasah Sikap Empati Pada Anak

"Jadi kalau orang tua bilang, kok belum sadar-sadar sih, memang belum. Itu sudah sesuai dengan tahap perkembangannya. Tahap ketiga, biasanya di usia anak SD akhir dia melihat berbagi itu adalah cara dia untuk mendapatkan sesuatu. Misalnya nama baik, pujian, dan lain sebagainya," ungkap Anna.

"Baru nanti usia SMP dia baru lebih sadar dari hati nuraninya 'Oh memang saya nih perlu melakukan kebaikan'. Walaupun dia dari kecil kesannya belum sadar, tidak berarti kita ketika mengajarkan berbagi, malah dimarahin karena belum sadar," tutupnya.

Oleh sebab itu, Anna menyarankan agar orang tua tak perlu terburu-buru untuk menumbuhkan rasa empati kepada sang anak. Karena ketika mendapatkan praktik terus menerus sejak kecil, maka orang tua baru dapat merasakan manfaatnya di masa depan ketika sang anak sudah tumbuh dewasa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI