Bukan Akhir dari Harapan Hidup, Gagal Jantung Dapat Dikendalikan dengan Rutin Minum Obat

Kamis, 02 Juni 2022 | 19:45 WIB
Bukan Akhir dari Harapan Hidup, Gagal Jantung Dapat Dikendalikan dengan Rutin Minum Obat
Ilustrasi pasien (Unsplash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gagal jantung terjadi ketika jantung tidak lagi bisa memompa cukup darah ke seluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Ini terjadi akibat melemahnya otot jantung.

Prevalensi gagal jantung di Indonesia mencapai 5 persen. Seringnya, kondisi ini terjadi pada pria (66 persen) daripada wanita (34 persen).

Kondisi ini lebih umum terjadi pada lanjut usia (lansia), meski usia berapa pun juga bisa mengalaminya.

Berdasarkan data dari Pokja, penyebab gagal jantung terbanyak adalah penyakit dasar yang tidak terkontrol dengan baik, seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi, diabetes, dan obesitas.

Baca Juga: Kematian Pria Penerima Transplantasi Jantung Babi Pertama di Dunia Diduga karena Virus Herpes

Sebagian gagal jantung juga disebabkan oleh perjalanan dari penyakit dasar alamiah. Misalnya usia, merokok, dan kelainan bawaan.

Ilustrasi pasien berbaring. [Shutterstock]
Ilustrasi pasien berbaring. [Shutterstock]

Tanda gagal jantung yang bisa diwaspadai adalah mudah lelah secara tiba-tiba ketika melakukan kebiasaan sehari-hari.

"Misalnya, mungkin biasanya mereka bisa berjalan lama dan jauh, sekarang berjalan sedikit saja merasa lelah. Atau yang tadinya naik tangga biasa saja, sekarang menjadi sulit," jelas dokter Spesialis Jantung Siti Elkana Nauli dalam webinar Novartis bertema "Berdamai dengan Gagal Jantung: Kendalikan Risiko Kardiovaskular Anda, Tangani Gagal Jantung dengan Baik", Selasa (31/5/2022).

Namun, gagal jantung dapat dikendalikan, salah satu caranya dengan mengonsumsi obat secara disiplin.

Beberapa pengobatan yang mendukung kerja jantung bagi penyintas gagal jantung meliputi:

Baca Juga: Bayi Asal Indonesia Meninggal akibat Covid-19 di Taiwan, Diperparah Gagal Jantung dan Paru-Paru

  • penghambat reseptor beta (beta blocker)
  • penghambat sistem renin angiotensin (seperti ACE inhibitor atau ARB)
  • antagonis aldosterone
  • penghambat enzim neprilisin (ARNI)
  • penghambat sodium glucose transporter (SGLT2 inhibitor)

"Pasien gagal jantung harus minum obat untuk membantu mengendalikan kondisinya. Bahkan walau gejala-gejalanya sudah membaik," tambah Nauli. Nauli menegaskan bahwa gagal jantung bukanlah akhir dari harapan hidup pasien.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI