Kabar Baik, Pengidap Alergi Makanan Berisiko Kecil Terinfeksi Covid-19

Kamis, 02 Juni 2022 | 18:11 WIB
Kabar Baik, Pengidap Alergi Makanan Berisiko Kecil Terinfeksi Covid-19
Ilustrasi alergi makanan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi baru dari National Institutes of Health (NIH) menemukan bukti bahwa pengidap alergi berisiko 50 persen lebih kecil tertular Covid-19. Kok bisa?

Dalam analisis terhadap 4.000 orang lebih, yang semuanya tinggal bersama anak di bawah umur, peneliti mencatat tren 'aneh' tersebut.

Mereka juga menemukan bahwa dari semua pengidap alergi makanan, hanya sekitar setengahnya yang diperkirakan terinfeksi.

Temuan ini cocok dengan penelitian terbaru lainnya, yakni kondisi alergi, seperti asma, melindungi penderitanya dari Covid-19 parah.

Baca Juga: Update Covid-19 RI: Hari Ini, Positif Tambah 304 Orang, 334 Pasien Sembuh, 6 Jiwa Meninggal

"NIH mengamati hubungan antara alergi makanan dan risiko infeksi SARS-CoV-2, serta antara indeks massa tubuh dan risiko ini, perlu diselidiki lebih lanjut," kata ketua NIH, Anthony Fauci, dilansir Science Alert.

Ilustrasi alergi. (Pexels/ Adrea Piacquadio)
Ilustrasi alergi makanan. (Pexels/ Adrea Piacquadio)

Peneliti tidak yakin mengapa alergi makanan bisa membuat pengidapnya kurang rentan terhadap SARS-CoV-2. Namun, ada beberapa hal yang mungkin bisa menjelaskannya.

"Tidak diketahui apakah hal ini juga terjadi pada individu yang alergi makanan, tetapi (kami) berspekulasi bahwa peradangan tipe 2, karakteristik alergi makanan, dapat mengurangi kadar ACE2 saluran napas, dan dengan begitu juga risiko infeksi," tulis para peneliti.

Menariknya, meski beberapa penelitian menunjukkan bahwa asma melindungi dari Covid-19 parah, penelitian baru menemukan penyakit pernapasan ini tidak melindungi penderita dari kontak virus.

Terlebih lagi, ketika seorang penderita asma atau alergi makanan memang berkontak dengan SARS-CoV-2, mereka cenderung tidak menunjukkan gejala.

Baca Juga: WHO Sebut Kasus COVID di Korea Utara Kemungkinan akan Semakin Memburuk

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memisahkan mekanisme di balik temuan baru, tetapi penulis berharap penelitian mereka dapat menawarkan jalan baru untuk pencegahan Covid-19.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI