PPNI Buka Suara Terkait Perawat Bikin Konten Pelecehan Seksual di Medsos

Kamis, 02 Juni 2022 | 12:26 WIB
PPNI Buka Suara Terkait Perawat Bikin Konten Pelecehan Seksual di Medsos
Unggahan dan komentar video TikTok nakes yang viral. (Twitter/AREAJULID)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) angkat suara mengenai viralnya konten seorang mahasiswi keperawatan yang tengah praktik lapangan di rumah sakit. 

Mahasiswi itu disebut membuat konten video yang mengandung unsur pelecehan seksual saat bercerita tentang pengalamannya memasang kateter urine pada pasien laki-laki. 

"Ketika aku harus masang kateter urine/DC untuk pasien cowok. Mana udah cakep, seumuran lagi," tulis mahasiswi tersebut pada unggahan video di akun TikTok @moditabok.

Ketua PPNI Harif Fadillah mengatakan, pihaknya telah mendapatkan informasi mengenai viralnya video tersebut. Tetapi, tidak ada laporan secara khusus ke PPNI karena yang bersangkutan masih berstatus mahasiswa.

Baca Juga: 3 Fakta Viral Mahasiswi Praktik Curhat Pasang Kateter Pasien Pria, Dapat Peringatan Keras

"Kasus ini dilakukan oleh mahasiswi keperawatan, jadi belum jadi perawat. Tetapi ini masukkan yang bagus untuk kita bahwa kita harus me-review pembelajaran etika keperawatan di institusi pendidikan," kata Harif saat dihubungi Suara.com, Kamis (2/6/2022).

Oleh sebab itu, sanksi maupun teguran atas tindakan mahasiswi tersebut, ujar Hanif, menjadi tanggungjawab universitas terkait bukan PPNI.

Harif juga menjelaskan bahwa kode etik keperawatan baru berlaku bagi yang sudah lulus menjadi profesi perawat. Meski demikian, terkait etika sebagai perawat sudah seharusnya diajarkan saat masih jenjang pendidikan.

"Institusi pendidikan harus menyiapkan mahasiswa, sebelum terjun ke lapangan sudah mempunyai kemampuan, baik secara teknis maupun bersikap. Ini sebetulnya yang mengikat adalah moralitas secara umum karena belum menjadi perawat," tuturnya.

Dalam kode etik keperawatan sendiri, dalam pemasangan alat medis pada area organ vital, Harif menjelaskan bahwa tugas setiap perawat tidak dibedakan berdasarkan jenis kelamin.

Baca Juga: Perawat Berhijab Curhat Pasang Kateter Pasien Laki-laki, dr Tirta: Pas Kuliah Kode Etik, Mbak Ini Skip

Sebab, jumlah perawat perempuan di Indonesia mendominasi hingga 72 persen, dibandingkan laki-laki hanya 28 persen

"Jadi ada kalanya di pelayanan rumah sakit tidak bisa laki-laki merawat laki-laki dan perempuan merawat perempuan, karena kekurangan tenaga, juga karena kompetensi," ujarnya.

"Secara umum bahwa perawat itu melakukan tindakan kepada semua jenis kelamin, tidak dibeda-bedakan. Sehingga perawat baik laki-laki maupun perempuan harus bersiap diri untuk melayani semua orang. Koridornya adalah etika, moral, sumpah, standar profesi, bahkan ada hukum juga," kata Harif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI