Pada tikus hidup, proses tersebut terbukti meningkatkan saturasi dari 20 persen menjadi 50 persen.
"Yang penting, perangkat ini memungkinkan kita untuk mengontrol dosis oksigen yang diberikan dan volume cairan yang diberikan, keduanya merupakan parameter penting dalam pengelolaan pasien yang sakit kritis," sambung para peneliti.
Namun, peneliti menekankan bahwa hasil ini merupakan bukti konsep dan belum diuji ke banyak orang. Namun, tampaknya mereka menemukan metode efektif untuk mengatasi kekurangan oksigen di darah.