Suara.com - Seorang perempuan Dublin, Irlandia tidak menyangka pusing yang dikira karena mabuk adalah gejala stroke yang membuat sebagian organ tubuhnya tidak bisa berfungsi.
Ia adalah Francesca Murray, perempuan berusia 45 tahun dan ibu dengan dua anak, yang awalnya mengaku pusing saat bangun tidur setelah semalaman minum alkohol di rumahnya.
Setelah mengeluh pusing ia lantas meminum obat pereda nyeri dan kembali tidur. Namun anehnya, gejala semakin parah karena ia berbicara cadel, ia kemudian dibawa ke Rumah Sakit Universitas Cork (CUH).
Tapi setibanya di rumah sakit, ia malah tidak bisa bicara, tidak bisa merasakan sisi kirinya, bergerak atau menelan. Ditambah ia kehilangan penglihatan tepinya.
Baca Juga: Cegah Risiko Stroke karena Dehidrasi, Jemaah Haji Perlu Perhatikan Air Minum
"Saya masih ingat ketika para dokter di tempat tidur saya dan mengatakan saya terkena stroke, itu sangat mengerikan. Setelahnya, itu memberiku pandangan hidup yang sangat berbeda," ungkap Murray mengutip Insider, Kamis (2/6/2022).
Selanjutnya, ia harus dirawat selama sebulan di rumah sakit, dan menjalani berbagai terapi, sebelum akhirnya dipindahkan di rumah sakit Dublin untuk melanjutkan perawatan.
Kini, Murray aktif menjalani berbagai aktivitas fisik, seperti bergabung di gym, dan terus menjaga kesehatannya.
Di sisi lain, menurut American Heart Association, sekitar 10 persen dari kasus stroke terjadi pada perempuan muda berusia kurang dari 50 tahun.
Ditambah, perempuan muda juga kerap mendapatkan berbagai masalah diagnosis stroke, karena bukan pasien stroke pada umumnya.
Padahal gejala pada perempuan muda seperti wajah terkulai, lengan lemah susah digerakan, hingga kesulitan bicara di satu sisi tubuh.