Suara.com - Para ilmuwan membuat sebuah terobosan yang memungkinkan mereka menyimpan hati yang diawetkan selama tiga hari dalam kondisi tidak beku sebelum mentransplantasikannya ke pasien.
Teknik yang digunakan tim untuk mengawetkan hati disebut normothermic ex situ. Prinsipnya sederhana, yakni organ ditempatkan di lingkungan steril dan dijaga pada ushu 37 derajat Celcius, di sekitar suhu tubuh manusia normal.
Di lingkungan ini, dilansir Science Alert, hati terus disiram cairan yang meniru fungsi tubuh manusia, seperti nutrisi, hormon, dan darah.
Pada 2020 lalu, Wyss Zurcih mendemonstransikan kemanjuran teknologi ini dengan menjaga fungsi hati manusia secara normal selama tujuh hari di luar tubuh.
Baca Juga: Tahu Rasanya Dipenjara, Anji Ikuti Panggilan Hati saat Bantu Putra Siregar Bikin Lagu
Lalu pada 19 Mei 2021, mereka mengambil langkah besar untuk mencangkok hati wanita berusia 29 tahun yang menderita tumor perut invasif dan abses, serta sepsis berulang dari bakteri resisten antibiotik.
Awalnya organ hatinya dianggap tidak layak karena memiliki tumor dan berasal dari penderita sepsis (infeksi bakteri) yang perlu dinilai dan diobati.
Namun, dalam waktu tiga hari tersebut, ilmuwan berhasil membersihkan hati agar dapat ditransplantasikan ke pasien lain.
Setahun kemudian, si penerima transplantasi hati tersebut masih sehat dengan fungsi hati serta kualitas hidup yang normal. Ilmuwan tidak menemukan tanda kerusakan, atau cedera reperfusi.
Penerima adalah pria berusia 62 tahun yang menderita sirosis lanjut, hipertensi portal berat dan kanker hati multipel serta berulang.
Baca Juga: Suami Bunuh Teman Pria Istrinya Gegara Sakit hati
"Keberhasilan perdana ini membuka pengetahuan baru dalam penelitian klinis dan menjanjikan waktu yang diperpanjang hingga 10 hari untuk penilaian kelayakan organ donor," kata pemimpin studi, ahli bedah Pierre-Alain Clavien dari Rumah Sakit Universitas Zurich dan Wyss Zurich, Swiss.
Meski penyelidikan lebih lanjut diperlukan sebelum penggunaan klinis secara luas, hasil ini menandakan adanya cara untuk meningkatkan jumlah organ hati yang dianggap layak untuk transplantasi.
"Kami berpikir bahwa keberhasilan transplantasi pertama dengan organ perfusi normothermic ex situ yang diawetkan dapat membuka pengetahuan baru dalam pengobatan gangguan hati," tandas Clavien.