Sehabis Merokok Jangan Langsung Peluk Anak! Begini Saran dari Dokter

Rabu, 01 Juni 2022 | 20:10 WIB
Sehabis Merokok Jangan Langsung Peluk Anak! Begini Saran dari Dokter
Ilustrasi merokok (Canva.com/ rattakun)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kebanyakan orang dewasa mungkin sadar berbahayanya merokok di dekat anak. Tetapi, walaupun rokok telah habis dibakar, orangtua sebenarnya juga jangan langsung menghampiri anak apalagi memeluknya.

Sebab, berbagai zat kimia berbahaya dari asap rokok tersebut masih menempel di rambut, kulit, juga baju.

"Ketika seorang perokok menghembuskan asap rokok itu bisa melekat ke benda-benda sekitar," kata Ahli Respirologi anak Dr. Darmawan Budi Setianto, Sp.A(K)., dalam siaran langsung Instagram Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Selasa (31/5/2022).

Apabila anak menghirup zat kimia tersebut, artinya ia telah menjadi perokok pasif arau second hand smoker, lanjut dokter Darmawan.

Baca Juga: Emmeril Kahn Mumtadz Belum Ketemu, Polisi Kota Bern Terus Intensifkan Pencarian

Ilustrasi merokok (unsplash.com/Lê Tit)
Ilustrasi merokok (unsplash.com/Lê Tit)

Ia mengingatkan, meskipun telah merokok di luar rumah, para orangtua harus mandi dan berganti pakaian saat akan menyentuh anak.

"Kalaupun merokok di tempat yang jauh dari rumah, ketika pulang harus mandi, keramas dulu, ganti baju. Karena bisa asap rokok yang melekat di kulit, rambut, ataupun baju terhirup anak," jelasnya.

Merokok juga sebaiknya benar-benar tidak dilakukan di sekitar area rumah, termasuk teras, garasi, dapur, juga kamar mandi. Sebab, asap rokok bisa saja menyelinap ke area lain dan residu atau zat berbahaya rokok akan menempel pada permukaan benda.

"Bisa melekat di perabotan, ke dinding, langit-langit, karpet lantai, benda apa saja di sekitarnya. Itu racun rokok bisa melekat di situ dan bertahan lama, berhari, berpekan, bahkan berbulan-bulan. Itulah yang namanya thirdhand smoker. Itu tidak kalah berbahayanya dengan secondhand smoker," ujarnya.

Baca Juga: Ekonom Senior Faisal Basri Sebut Kebijakan Kenaikan Cukai Tembakau Kurang Efektif Jika Harga Rokok Masih Murah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI