Suara.com - Stimulasi dan nutrisi adalah dua faktor penting dalam tumbuh kembang anak. Stimulasi bermanfaat memaksimalkan perkembangan otak anak dan membuat sel-sel otak anak saling terhubung sehingga bisa memahami informasi.
"Selama ini para orangtua lebih familiar dengan pemenuhan nutrisi dan melupakan stimulasi. Padahal setiap satu kali stimulasi, artinya kita sedang membentuk serabut-serabut saraf di otak anak," jelas dr. Melia Yunita SpA.
Agar anak cerdas dan cepat mengerti, maka stimulasi perlu dilakukan terus menerus atau berulang- ulang. Setelah memahami pentingnya stimulasi, maka perlu diperhatikan area yang perlu distimulasi.
Menurut dr. Lia, stimulasi harus dilakukan bersamaan pada kelima indera yang tengah berkembang. Inilah yang kemudian dikenal dengan area sensorik, yaitu terdiri dari indera penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, dan peraba atau taktil.
Baca Juga: 4 Sikap Orangtua yang Menyebabkan Anak Tak Bahagia, Cepat Ubah!
"Kelima indera ini yang perlu dieskplor dengan stimulasi tepat, dikenal dengan stimulasi multisensorik. Artinya, dalam satu kali kegiatan dan satu waktu, orangtua bisa sekaligus melakukan stimulasi pada seluruh indera si Kecil."
"Penelitian sudah banyak dilakukan untuk membuktikan bahwa ternyata anak yang terbiasa mendapatkan stimulasi multisensorik akan lebih bahagia, tidak stres, dan banyak tersenyum atau tertawa," jelas dr. Lia dikutip dari siaran pers Teman Parenting, Rabu (1/6/2022).
Stimulasi multisensorik bisa dimulai segera setelah bayi lahir yakni melalui Inisiasi Menyusui Dini (IMD). IMD ini adalah aktivitas stimulasi multisensorik yang sangat lengkap, dan dapat menstimulasi semua indera bayi.
Pertama, penglihatan. Meskipun pandangan bayi masih sangat terbatas dan hanya bisa melihat warna kontras hitam dan putih, namun bayi bisa langsung melihat puting ibunya.
Selanjutnya, stimulasi pendengaran melalui suara ibu. Saat IMD dianjurkan ibu maupun ayahnya mengajak bayi berbicara. Misal, 'Akhirnya kamu lahir juga ya nak ke dunia,' dan perkataan positif lainnya.
Baca Juga: 4 Tips agar Anak Pandai Bersosialisasi, Bagus untuk Masa Depan
Stimulasi indera penciuman terjadi saat bayi yang baru lahir mengenali aroma ibunya. Indera taktiul atau perabaannya juga terstimulasi melalui skin to skin contact. Terakhir, indra pengecapan bayi terstimulasi saat ia menyusu untuk pertama kali.
Setelah IMD, stimulasi multisensorik seharusnya terus berlanjut melalui semua kegiatan sehari-hari selama pengasuhan bayi.
"Kedua orang tua atau orang terdekat harus selalu mengajak bicara bayi saat memberikan ASI, mengganti popok, memandikan, dan semua aktivitas bersama bayi lainnya. Selain berbicara juga berikan sentuhan," tambahnya.