Penyebab Buta Warna Parsial yang Buat Fahri Gagal 3 Kali Jadi Bintara Polri

Selasa, 31 Mei 2022 | 15:46 WIB
Penyebab Buta Warna Parsial yang Buat Fahri Gagal 3 Kali Jadi Bintara Polri
tes buta warna - apa itu buta warna parsial (Smelltest)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berikut ini penyebab buta warna parsial. Penyakit ini sedang ramai dibicarakan karena menjadi penyebab pemuda bernama Fahri Fadilah Nur Rizki gagal dalam tes Bintara Polri 2021.

Kasus yang dialami Fahri Fadilah itu menjadi viral.  Fahri bersama ibunya menceritakan kisahnya yang gagal menjadi polisi, padahal sudah siap berangkat mengikuti pendidikan.

Cerita itu diunggah akun Instagram @jurnalisjunior dalam bentuk video. Ia sudah percaya diri akan berangkat pendidikan sebagai Bintara Polri 2021, karena sudah dinyatakan lulus dan menduduki ranking 35 dari 1.200 peserta di Polda Metro Jaya.

Ketika kasus ini viral, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes E Zulpan, memberi penjelasan bahwa Fahri gagal karena mengalami buta warna parsial. Fahri pun bukan sekali ini aja tidak lolos karena buta warna parsial.

Baca Juga: Anak Ketahuan Tenggak Miras hingga Sempoyongan Mabuk Saat Dangdutan, Respon Sang Ibu Buat Salut Publik

Sejak 2019, Fahri sudah mengikuti tes Bintara Polri tiga kali. Publik pun kemudian bertanya-tanya tentang buta warna parsial ini.

Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan buta warna parsial serta penyebabnya? Berikut ini penjelasan dari buta warna parsial.

Mengutip Alodokter, buta warna terdiri atas dua jenis, yakni buta warna parsial dan buta warna total. Dua jenis penyakit buta warna ini dibedakan berdasarkan kemampuan seseorang melihat dan mengidentifikasi sebuah arna.

Buta warna parsial menjadi jenis buta warna yang paling umum terjadi di Indonesia, bahkan belahan dunia lain. Buta warna parsial membuat penderitanya memiliki persepsi berbeda ketika melihat warna, sehingga kesulitan membedakan warna tertentu.

Seseorang yang terkena penyakit buta warna parsial biasanya kesulitan membedakan beberapa warna saja. Sementara buta warna total tidak dapat melihat warna sama sekali, hingga apa pun yang dilihatnya akan berwarna hitam dan putih saja.

Baca Juga: Anak Kecil Langka, Dikasih Ibu Uang Bukannya Senang Malah Lari Ketakutan

Penyebab Buta Warna Parsial

Ada beberapa penyebab yang membuat seseorang mengalami penyakit buta warna parsial. Tanpa mengalami sebuah persitiwa apa pun, seseorang bisa saja terkena buta warna parsial. Berikut ini penjelasan dari buta warna parsial.

1. Faktor Keturunan

Ternyata, buta warna parsial bisa disebabkan karena faktor keturunan. Ketika salah satu dari orang tuanya, baik sang ayah maupun ibu, memiliki kelainan pada fotopigmen, sang anak bisa menghadapi situasi sama.

Fotopigmen adalah zat yang berfungsi mendeteksi warna dalam sel-sel kerucut yang ada di bagian belakang retina mata. Jadi, meski tak pernah terlibat dalam kecelakaan atau efek tertentu lainnya, seseorang bisa terkena buta warna parsial.

2. Cedera Mata atau Otak

Seseorang bisa mengalami buta warna parsial karena cedera pada retina mata. Ketika terjadi cedera di kepala yang menimbulkan kerusakan bagian otak yang berfungsi mengenali persepsi warna, seseorang dalam mengami buta warna parsial.

Cedera mata juga bisa disebabkan karena efek dari penyakit tertentu. Kerusakan saraf pada retina mata dan otak dapat terjadii karena penyakit glukoma, degenerasi makula, penyakit parkinson, stroke hingga diabetes.

3. Efek Samping Obat-obatan tertentu

Efek samping dari obat-obatan tertentu turut memberi pengaruh seseorang mengalami buta warna parsial. Obat-obatan yang dimaksud, seperti antipsikotik klorpromazin dan tioridazin, serta obat antituberkulosis etambutol.

Namun, efek dari obat-obatan ini tak berlangsung dalam jangka panjang. Ketika seseorang berhenti mengkonsumsi obat-obatan tersebut, biasanya fungsi mata, utamanya membedakan setiap warna bisa membaik lagi.

4. Faktor Usia

Usia turut berperan membuat seseorang mengalami buuta warna parsial. Ketika usia seseorang terus bertambah, fungsi pada badan, termasuuk mata juga akan menurun. Namun, faktor usia ini biasanya turut dibarengi dengan adanya penyakit, seperti degenerasi makula dan katarak.

Kontributor : Lukman Hakim

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI