Suara.com - Berikut ini penyebab buta warna parsial. Penyakit ini sedang ramai dibicarakan karena menjadi penyebab pemuda bernama Fahri Fadilah Nur Rizki gagal dalam tes Bintara Polri 2021.
Kasus yang dialami Fahri Fadilah itu menjadi viral. Fahri bersama ibunya menceritakan kisahnya yang gagal menjadi polisi, padahal sudah siap berangkat mengikuti pendidikan.
Cerita itu diunggah akun Instagram @jurnalisjunior dalam bentuk video. Ia sudah percaya diri akan berangkat pendidikan sebagai Bintara Polri 2021, karena sudah dinyatakan lulus dan menduduki ranking 35 dari 1.200 peserta di Polda Metro Jaya.
Ketika kasus ini viral, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes E Zulpan, memberi penjelasan bahwa Fahri gagal karena mengalami buta warna parsial. Fahri pun bukan sekali ini aja tidak lolos karena buta warna parsial.
Sejak 2019, Fahri sudah mengikuti tes Bintara Polri tiga kali. Publik pun kemudian bertanya-tanya tentang buta warna parsial ini.
Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan buta warna parsial serta penyebabnya? Berikut ini penjelasan dari buta warna parsial.
Mengutip Alodokter, buta warna terdiri atas dua jenis, yakni buta warna parsial dan buta warna total. Dua jenis penyakit buta warna ini dibedakan berdasarkan kemampuan seseorang melihat dan mengidentifikasi sebuah arna.
Buta warna parsial menjadi jenis buta warna yang paling umum terjadi di Indonesia, bahkan belahan dunia lain. Buta warna parsial membuat penderitanya memiliki persepsi berbeda ketika melihat warna, sehingga kesulitan membedakan warna tertentu.
Seseorang yang terkena penyakit buta warna parsial biasanya kesulitan membedakan beberapa warna saja. Sementara buta warna total tidak dapat melihat warna sama sekali, hingga apa pun yang dilihatnya akan berwarna hitam dan putih saja.