Suara.com - Banyak orang belum memahami multiple sclerosis (MS), yakni penyakit kronis yang memengaruhi sumsum tulang belakang otak dan saraf optik.
Kondisi ini memengaruhi setiap penderitanya secara berbeda. Beberapa mengalami gejala ringan dan tidak membutuhkan pengobatan sama sekali. Sementara lainnya bisa sampai kesulitan beraktivitas sehari-hari.
Penyebab MS belum diketahui. Kondisi ini dinilai sebagai gangguan autoimun, yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh memproduksi sel dan protein (antibodi) menyerang myelin (zat lemak yang melindungi serabut saraf).
Meskipun MS bukan penyakit keturunan, tetapi tampaknya faktor genetik juga memainkan peran utama dalam membuat beberapa orang sangat rentan terkena.
Dilansir Times of India, wanita memiliki risiko tiga kali lebih tinggi menderita MS daripada pria.
Mengidentifikasi multiple sclerosis
Sebagian besar pasien akan mengalami gejala awal pada usia 20 hingga 40 tahunan dan bentuknya bisa bervariasi, tergantung pada saraf yang rusak.
Penyakitnya juga bisa ringan, sedang, atau berat. Gejala umum yang perlu diwaspadai adalah:
- kelelahan
- kesulitan berjalan
- mati rasa dan kesemutan
- masalah seksual
- masalah penglihatan
- masalah bicara
- kelemahan otot
- kekakuan
- kejang
- masalah fokus atau mengingat
- masalah kandung kemih dan usus
Penting diingat bahwa tidak semua pasien akan memiliki semua gejala. Kebanyakan orang dengan MS mengalami serangan, juga disebut kambuh, ketika kondirinya lebih buruk.
Baca Juga: Hati-hati, Kebiasaan Berciuman Semasa Remaja Bisa Picu Multiple Sclerosis
Biasanya akan diikuti oleh masa pemulihan ketika gejala membaik. Sementara bagi yang lain, penyakit ini akan terus memburuk dari waktu ke waktu.