Dokter AS Kembali Mempertimbangkan Penggunaan Obat Covid-19 Paxlovid, Mengapa?

Yasinta Rahmawati | Rosiana Chozanah
Dokter AS Kembali Mempertimbangkan Penggunaan Obat Covid-19 Paxlovid, Mengapa?
Ilustrasi pasien Covid-19. [Istimewa]

Hal ini berlaku bagi penderita yang berisiko rendah mengalami Covid-19 parah.

Suara.com - Penggunaan antivirus Paxlovid untuk mengobati Covid-19 ringan hingga sedang melonjak minggu ini di Amerika Serikat. Namun, beberapa dokter mulai mempertimbangkan kembali penggunaanya bagi pasien berisiko rendah.

Pertimbangan tersebut menyusul pengumuman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) bahwa Paxlovid bisa memicu gejala Covid-19 kembali setelah pengobatan selesai.

Hal ini membuat pasien untuk karantina yang kedua kalinya.

"Banyak waktu karantina bukanlah hal menyenangkan bagi banyak orang. Untuk mereka yang benar-benar tidak berisiko, saya merekomendasikan agar tidak meminumnya," kata spesialis penyakit menular di Ochsner Health, New Orleans, Sandra Kemmerly.

Baca Juga: Susul Huawei, Giliran Kaspersky yang Kena Blokir Pemerintah Amerika

Hal itu juga dilakukan oleh kepala kesehatan masyarakat dan epidemiologi untuk Northwell Health, Bruce Farber.

Ilustrasi pasien Covid-19. [Istimewa]
Ilustrasi pasien Covid-19. [Istimewa]

"Saya menghindari memberikannya kepada orang yang berisiko sangat rendah (mengalami Covid-19 parah) dan tidak sakit parah, terutama mereka yang sudah divaksinasi dan booster," imbuh Farber, dikutip Global News.

Perusahaan pengembang Paxlovid, Pfizer, mengatakan sedang memantau data. Tetapi mereka percaya kembalinya virus coronajarang terjadi dan tidak terkait dengan obatnya.

"Kemi belum melihat adanya resistensi yang muncul hingga saat ini pada pasien yang diobati dengan Paxlovid," kata juru bicara Pfizer.

Otorisasi penggunaan Paxlovid harus ditujukan pada pasien yang beru terinfeksi Covid-19 dengan faktor risiko. Tetapi justru banyak orang yang menggunakannya tanpa syarat tersebut.

Baca Juga: Cara Membersihkan Virus dari PC Tanpa Menggunakan Antivirus

"Kami mendapat banyak permintaan (obat), mungkin seseorang yang sedang bepergian dan mereka ingin membelinya untuk berjaga-jaga," ungkap spesialis penyakit menular di UCLA Heath, Los Angeles, Tara Vijayan.