Heboh Teori Cacar Monyet Sengaja Dibuat Di Laboratorium, Bagaimana Faktanya?

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Minggu, 29 Mei 2022 | 17:58 WIB
Heboh Teori Cacar Monyet Sengaja Dibuat Di Laboratorium, Bagaimana Faktanya?
Cacar monyet
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dunia baru-baru ini dikagetkan dengan kemunculan kasus cacar monyet atau monkeypos di sejumlah negara yang non endemi. Seiring dengan menyebar luasnya virus tersebut, teori dan juga kepercayaan yang keliru tentang cacar monyet juga ikut meningkat.

Ketakutan umum yang dibagikan secara online adalah bahwa pembatasan pergerakan sedang direncanakan. Satu akun memberi tahu pengikutnya untuk bersiap-siap menghadapi "penguncian cacar monyet" dan "tirani cacar monyet".

Sementara kekhawatiran tentang wabah cacar monyet dapat dimengerti, para ilmuwan mengatakan virus ini tidak seperti Covid-19, dan sebagian besar ahli berpikir penyebarannya akan terbatas.

Cacar monyet (Antara)
Cacar monyet (Antara)

Menurut direktur Pusat Ilmu Pandemi di Universitas Oxford Prof Peter Horby, cacar monyet jauh lebih sulit untuk ditularkan daripada Covid-19.  Demikian seperti dilansir dari BBC. 

"Kami sudah memiliki vaksin dan perawatan yang tersedia, dan orang-orang tampaknya menular hanya setelah gejala muncul - membuatnya lebih mudah untuk dikenali dan diisolasi. Jadi pembatasan seperti penguncian atau vaksinasi massal "benar-benar tidak akan menjadi cara untuk menanggapi ini", kata Prof Peter Horby, direktur Pusat Ilmu Pandemi di Universitas Oxford.

Sebaliknya, tindakan isolasi dan vaksin saat ini ditargetkan pada orang yang terinfeksi atau kontak dekat mereka.

Selain itu, Akun media sosial dan outlet berita di Ukraina, Rusia, Cina, dan AS semuanya menuduh bahwa wabah itu adalah hasil dari kebocoran laboratorium, atau penggunaan cacar monyet sebagai senjata biologis.

Namun, dimungkinkan untuk mengidentifikasi dari mana virus kemungkinan berasal dengan mengurutkan DNA-nya. Ahli genetika Fatima Tokhmafshan menyamakan ini dengan memindai kode batang pada sebuah paket dengan "memetakan berbagai jalur yang telah diambil".

Urutan genetik yang kita miliki sejauh ini untuk virus semuanya melacaknya kembali ke jenis cacar monyet yang biasanya beredar di Afrika Barat: "Itu memberitahu kita bahwa ini bukan sesuatu yang diproduksi".

Baca Juga: Cacar Monyet Tembus 200 Kasus, WHO Imbau Masyarakat Tak Lepas Masker

Ada beberapa kasus di Inggris pada 2018 dan 2021, dan wabah yang lebih besar di AS, juga pada 2021, masing-masing dibawa oleh pelancong manusia atau hewan impor.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI