Suara.com - Penyebab dari banyak gejala misterius dan berkepanjangan yang disebabkan oleh Covid-19 tetap menjadi teka-teki yang sulit bagi para ilmuwan dan profesional kesehatan.
Para ilmuwan telah meneliti berbagai sistem dalam tubuh untuk menemukan penyebab di balik berbagai gejala jangka pendek dan jangka panjang yang disebabkan SARS-CoV-2.
Sebuah studi baru-baru ini, yang terbit dalam Journal of American Chemical Society, telah memberi 'gambaran' untuk menjelaskan mengapa beberapa orang mengembangkan gejala Covid-19 'rumit' setelah terinfeksi.
Dilansir Times of India, salah satu gejala tersebut adalah pembekuan darah mikro pada penderita long Covid.
Peneliti dari studi baru ini menemukan bahwa amiloid, protein abnormal yang juga diketahui menyebabkan Alzheimer, dapat terbentuk selama infeksi SARS-CoV-2.
Amiloid adalah struktur protein abnormal berserat yang dapat menumpuk di dalam tubuh. Protein ini ada pada beberapa gangguan tubuh, seperti penyakit Alzheimer, aritmia jantung, aterosklerosis dan rheumatoid arthritis.
Dalam studi ini, peneliti berusaha untuk memeriksa apakah protein lonjakan pada SARS-CoV-2 dapat diubah menjadi amiloid dalam tubuh.
Protein lonjakan memainkan peran utama dalam penularan dan evolusi virus corona.
Peneliti pun menemukan bahwa beberapa komponen protein lonjakan berpotensi menghasilkan amiloid.
Baca Juga: Bukan Cuma COVID-19, Dokter Sebut Penyakit yang Ancam Kesehatan Masyarakat Indonesia masih Banyak!
Ketika penulis penelitian menggabungkan protein lonjakan in vitro dengan neutrofil elastase, itu pecah menjadi beberapa bagian yang dapat memproduksi amiloid.
Studi lebih lanjut dalam penelitian ini melihat hubungan antara protein lonjakan dan pembentukan bekuan darah.
Itu terjadi karena fibrin (tugasnya membentuk gumpalan darah) tidak dapat sepenuhnya dihilangkan oleh plasmin (bertugas melarutkan bekuan fibrin) ketika ada lonjakan amiloid. Karenanya, bekuan darah tetap terbentuk.
Namun, pakar penyakit menular di Universitas John Hopkins di Baltimore, Arturo Casadevall, skeptis dengan hasil studi ini.
“Untuk menyimpulkan bahwa struktur amiloid ini bertanggung jawab atas efek neurologis terlalu spekulatif, hanya karena tidak ada bukti bahwa struktur seperti itu dihasilkan selama infeksi pada manusia," kata Casadevall.
Studi ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi hasilnya.