Suara.com - Indonesia tidak mengalami kenaikan kasus Covid-19 secara signifikan pasca libur Lebaran bulan lalu. Bahkan, pemerintah sudah mulai mengendurkan pembatasan sosial, dengan tidak lagi mewajibkan lagi penggunaan masker di ruang terbuka.
Dikatakan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito menjelaskan, capaian baik ini dapat dilihat pada tren kasus positif yang terus menurun, angka testing yang diatas rata-rata badan kesehatan dunia (WHO) hingga positivity rate yang konsisten menurun.
Capaian ini tidak terlepas dari 3 faktor kunci sederhana yang diterapkan masyarakat dalam aktivitas sehari-hari. Serta Pemerintah yang senantiasa memastikan disiplin protokol kesehatan diterapkan dalam setiap aktivitas masyarakat.
"Ketiga faktor itu ialah, perilaku hidup bersih dan sehat, kesadaran untuk dites ketika memiliki riwayat yang berisiko atau merasa bergejala, serta kesadaran mengisolasi diri ketika teridentifikasi positif," kata Wiku dikutip dari situs resmi Satgas Covid-19.
Baca Juga: Di Acara GPDRR, Indonesia Dapat Pujian Terkait Penanganan Pandemi
Untuk lebih memahami kondisi di Indonesia, Wiku menjabarkan kondisi terkini melalui data-data penanganan COVID-19 pada bulan Mei 2022. Dari data per 22 Mei, pada kasus positif nasional kembali mengalami tren penurunan. Jika melihat 2 pekan lalu, penambahan kasus mingguan sekitar 1.300 kasus, terjadi sedikit kenaikan pada pekan selanjutnya menjadi 2.300 kasus, dan pekan ini angkanya kembali menurun hingga di kisaran 1.500 kasus.
"Kenaikan kasus yang sempat terjadi tersebut cenderung tidak signifikan, jika dibandingkan dengan kenaikan kasus pada periode libur panjang sebelumnya," imbuh Wiku.
Secar jumlah provinsi yang mengalami kenaikan kasus mingguan, dari data per 15 Mei lalu terdapat 24 Provinsi. Meskipun saat itu sedang terjadi. Namun, pekan ini, jumlah provinsi yang mengalami penambahan kasus positif sudah jauh lebih sedikit.
Berdasarkan data Per 22 Mei 2022, ada 10 provinsi yang mengalami kenaikan kasus, meskipun kenaikannya cenderung kecil, berkisar antara 1 hingga 16 kasus mingguan. Kespuluh provinsi itu ialah Maluku, Lampung, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Kepulauan Riau, Jawa Tengah, Aceh, Bengkulu, Nusa Tenggara Barat dan Gorontalo.
Selanjutnya, melihat angka testing COVID-19 nasional. Data menunjukkan adanya fluktuasi pada jumlah orang yang dites pada 3 pekan terakhir. Hanya terjadi sedikit kenaikan pada minggu kedua bulan Mei paska periode mudik lebaran Idul Fitri 2022. Ada kabar baiknya, diberlakukan penyesuaian kebijakan testing, angka testing nasional berhasil mempertahankan rasio testing di atas standar WHO.
Baca Juga: Sukses Selenggarakan GPDRR 2022, Indonesia Siap Menuju Endemi COVID-19?
"Untuk itu, saya mengapresiasi kesadaran dan peran aktif masyarakat untuk dites, terlebih ditengah berbagai penyesuaian kebijakan yang diberlakukan oleh Pemerintah," kata Wiku.
Angka testing yang cukup memadai ini, menunjukkan positivity rate atau jumlah kasus positif pada keseluruhan orang yang dites pada level nasional konsisten menunjukkan tren penurunan. Positivity rate mingguan nasional pada pekan terakhir adalah sebesar 0,33 persen.
Hanya saja, angka ini masih lebih tinggi jika dibandingkan angka terendah yang pernah dicapai pada Desember 2021 lalu, yang sempat menyentuh angka kurang dari 0,1 persen. "Angka positivity rate ini menunjukkan bahwa potensi penularan di tengah masyarakat masih ada," tambah Wiku.
Untuk itu, meskipun saat ini kondisi tergolong terkendali, masyarakat dihimbau senantiasa waspada dan tidak lengah. Dalam menjalani aktivitas sehari-hari, masyarakat sepatutnya mempertahankan kebiasaan hidup bersih dan sehat. Karena, terbiasa hidup bersih dan sehat tidak hanya menghindarkan tertular COVID-19. Namun juga berbagai penyakit lain yang sudah ada sebelumnya, maupun penyakit-penyakit yang belakangan ini merebak.
Serta yang tidak kalah penting, masyarakat harus dengan kesadaran tinggi melakukan tes COVID-19 apabila habis mengunjungi lokasi keramaian, setelah bepergian jarak jauh, serta merasa bergejala. Masyarakat juga dimohon untuk mengisolasi diri jika teridentifikasi positif.