Suara.com - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif meninggal dunia hari ini, Jumat (27/5/2022), di RS PKU Muhammadiyah, Gamping, Sleman.
Sang cendekiawan meninggal setelah mengalami henti jantung. Meski jantungnya sempat denyut setelah dilakukan resusitasi jantung dan paru-paru, 40 menit kemudian Buya Syafii alami henti jantung lagi.
"Pagi tadi henti jantung, kemudian dilakukan resusitasi jantung dan paru-paru selama 1 jam," kata dokter spesialis jantung dan pembuluh darah RS PKU Gamping Evita Devi Noor Rahmawati, Jumat, (27/5/2022).
Terlepas dari kondisi Buya Syafii, apa yang harus dilakukan saat melihat seseorang mengalami henti jantung di jalan?
Henti jantung atau cardiac arrest terjadi ketika jantung berhenti berdetak secara mendadak. Ini dapat terjadi di mana saja.
Dilansir laman Heart.org, tanda henti jantung yang perlu diwaspadai pada orang lain adalah:
1. Hilangnya respons secara tiba-tiba
Orang tersebut tidak merespons, bahkan jika Anda menepuk pundaknya dengan keras atau bertanya dengan keras. Orang tersebut tetap tidak bergerak, berbicara, berkedip, atau bereaksi.
2. Tidak bernapas normal
Baca Juga: Jadi Penyebab Buya Syafii Maarif Meninggal, Ini 5 Faktor Risiko Henti Jantung
Orang tersebut tidak bernapas atau hanya terengah-engah.
Inilah yang perlu dilakukan saat mendapati seseorang mengalami henti jantung:
- Pastikan kemanan tempat kejadian
- Periksa respons orang tersebut
- Berteriak minta tolong. Beri tahu seseorang untuk bergegas memanggil ambulans.
- Periksa denyut nadi dan laju pernapasan. Bila orang tersebut tidak bernapas atau terengah-engah, mulai lakukan CPR dengan kompresi.
- Mulai lakukan CPR. Dorong dada setidaknya dua inci di tengah dada dengan kecepatan 100 hingga 120 dorongan per menit. Biarkan dada kembali ke posisi normal setelah tiap dorongan
- Gunakan defibrillator eksternal otomatis (AED)
- Lanjutkan CPR. Berikan sampai orang tersebut mulai bernapas atau bergerak, atau sampai tenaga medis datang.