Suara.com - Belajangan kandungan Bisphenol - A (BPA) tengah menjadi sorotan. Hal itu karena sejumlah ahli dan juga penelitian mengatakan bahwa BPA bisa berdampak pada kesehatan. salah satunya terkait perkembangan otak secara dimorfik.
Salah satu penelitian mengenai hal itu dilakukan oleh ekan Fakultas Farmasi Unair Surabaya, Prof. Junaedi Khotib.. Dalam penelitian berjudul “Dampak Paparan Bishpenol-A pada Brain Development dan Gangguan Perkembangan Mental” Prof. Junaedi Khotib mengatakan bahwa perkembangan dan fisiologi hipotalamus neuroendokrin dan pengendalian keseimbangan energi mengalami gangguan, dan proses learning memori pada hipokampus mengalami penurunan.
Menurut Prof. Junaedi Khotib, adanya BPA akan menimbulkan kerusakan yang kompleks dengan melibatkan jalur hormonal dan epigenetik.
Meski sampai saat ini, kuantitasi gangguan pada model tikus secara invivo belum dapat ditranslasikan ke dalam model dosis-response yang sangat jelas pada manusia. Tetapi ini harus menjadi pemikiran dan peringatan akan adanya gangguan kesehatan yang akan terjadi ketika terdapat pemaparan BPA dan berdampak serius pada kesehatan manusia baik secara fisik maupun mental.
Baca Juga: 6 Gejala ini Menunjukkan Kamu Menderita Delirium, Segera Cek!
"Potensi dampak merugikan BPA pada diferensiasi dan fungsi otak sangat besar dan kompleks, karena perubahan yang dihasilkan kemudian dapat menyebabkan perubahan organik maupun perilaku organisme," kata Prof. Junaedi Khotib dihubungi di Jakarta, Jumat (27/05/2022).
Menurut Prof. Junaedi Khotib, fokus penelitian tersebut untuk mengevaluasi dampak BPA terhadap gangguan pembentukan dan maturasi sel syaraf pada otak berdasarkan data invitro, invivo dan epidemiologi.
“Upaya ini berhubungan erat dalam mencegah timbulnya berbagai gangguan syaraf, mental, perilaku dan kualitas generasi Indonesia pada masa depan,” kata Prof. Junaidi Khotib.
Prof. Junaidi Khotib membeberkan beberapa poin kesimpulan penting terkait penelitiannya. Pertama, paparan BPA pada kultur sel syaraf dan penyangga menghasilkan perubahan dalam aktivitas, proliferasi, deferensiasi serta fisiologi sel syaraf dan penyangga dalam mengekspresikan protein spesifik.
Kedua, paparan BPA secara invivo pada hewan coba pada fase prenatal dan neonatal menimbulkan perubahan diferensiasi, maturasi dan perkembangan sistem persyarafan dalam otak, yang berdampak pada perubahan perilaku dan learning memory hewan coba.
Baca Juga: 4 Manfaat Memelihara Kucing bagi Kesehatan Mental, Merasakannya?
"Ketiga, paparan BPA berhubungan erat dengan kandungan BPA dalam urin dan marker kerusakan DNA. Hal tersebut berpeluang menimbulkan gangguan tumbuh kembang terutama pada ADHD (Attention Deficit/Hyperactivity Disorder), ASD (Autism Spectrum Disorder) dan gangguan kesehatan mental pada anak-anak,” terang Prof. Junaidi Khotib.