Penelitian Denmark: Jumlah Sperma Bisa Meningkat Drastis Saat Berat Badan Turun

Kamis, 26 Mei 2022 | 16:52 WIB
Penelitian Denmark: Jumlah Sperma Bisa Meningkat Drastis Saat Berat Badan Turun
Ilustrasi Berat Badan Turun. [pexels.com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banyak lelaki gemuk mengalami masalah infertilitas atau ketidaksuburan. Tapi ada kabar baik, karena penelitian terbaru menunjukkan bahwa menurunkan berat badan bisa meningkatkan jumlah sperma secara drastis.

Hal ini disampaikan langsung oleh ilmuwan Denmark, yang melakukan penelitian observasi terhadap 56 relawan lelaki. Para lelaki ini didorong untuk menjalani diet selama 8 minggu, yang terdiri dari 800 kalori per hari.

Mengutip Dailymail, Kamis (26/5/2022), para lelaki ini sebelum penelitian memiliki indeks massa tubuh atau BMI minimal 32, dan mereka rerata berhasil kehilangan 16,5 kilogram setelah menjalani diet.

Setelah diet dilakukan, jumlah sperma mereka melonjak hingga 41 persen.

Baca Juga: Benarkah Diet Defisit Kalori Efektif Untuk Menurunkan Berat Badan?

Penelitian ini juga membuktikan, para lelaki yang berhasil mempertahankan berat badannya selama setahun, punya sperma perenang dua kali lebih banyak dibanding sebelum penelitian dimulai.

Tapi sayangnya, menurut ahli Universitas Kopenhagen, lelaki yang kembali mengalami pertambahan jumlah lemak, akhirnya kehilangan kualitas peningkatan air mani.

Adapun jumlah sperma umumnya menurun seiring bertambahnya usia, dan akan mencapai jumlah terbanyak saat lelaki berusia 17 hingga 40 tahunan.

Jumlah sperma bisa disebut normal jika lebih dari 15 juta sperma per mililiter air mani. Tapi sayangnya, menurut studi di Eropa, Amerika Utara dan Australia sejak 1970-an jumlah sperma lelaki secara keseluruhan berkurang.

Para ilmuwan juga percaya bahwa lingkar pinggang lebih besar, pola makan buruk, hingga paparan polusi bisa mempengaruhi jumlah dan kualitas sperma.

Baca Juga: Yujeong Brave Girls Beberkan Komentar Negatif Netizen Soal Berat Badannya

Adapun lelaki yang terlibat dalam studi yang diterbitkan dalam jurnal Human Reproduction ini, berusia antara 18 hingga 65 tahun.

Pola makan lelaki yang terlibat dalam penelitian ini dibuat oleh Cambridge Weight Plan, perusahaan yang membuat pasta, dan burger versi makanan rendah kalori.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI