Sakit Kepala di Bagian Belakang? Ini 3 Kemungkinan Penyebabnya

Rabu, 25 Mei 2022 | 21:42 WIB
Sakit Kepala di Bagian Belakang? Ini 3 Kemungkinan Penyebabnya
Ilustrasi sakit kepala. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sakit kepala memiliki beragam jenis yang penyebabnya berbeda-beda. Salah satu jenis sakit kepala yang paling sering menyerang adalah sakit kepala belakang.

Selain bikin tidak nyaman, sakit kepala belakang biasa bertahan selama 30 menit bahkan sampai tujuh hari, yang tentu saja membuat produktivitas terganggu.

Lalu apa penyebab sakit kepala belakang? Simak selengkapnya yang dilansir dari Medicine Net.

Tegang otot

Baca Juga: Migrain Tak Kunjung Sembuh dengan Minum Obat, Terapi Akupunktur Medis Bisa Membantu?

Tegang otot merupakan penyebab yang paling umum dari rasa sakit kepala belakang. Berbagai faktor pun bisa dari stres berat, kelelahan, kurang tidur, melewatkan jam makan, postur tubuh yang memburuk, dan tidak minum air putih.

Ilustrasi sakit kepala/migrain (unsplash)
Ilustrasi sakit kepala/migrain (unsplash)

Untuk mengatasinya, perlru melakukan perawatan obat penghilang rasa sakit, memperbaiki gaya hidup, melakukan pijat, dan melakukan teknik relaksasi seperti meditasi.

Migrain

Migrain adalah jenis sakit kepala berulang, yang sering terjadi pada anak-anak. Penyebab ini akan meningkat frekuensinya, seiring bertambahnya usia.

Di sisi lain, migrain juga sering terjadi pada perempuan, di mana gejalanya mulai dari nyeri hebat di sisi kepala, mual, muntah, dan gangguan penglihatan.

Baca Juga: Fakta Migrain Muncul Usai Konsumsi Karbohidrat dan Gula, Ini Penjelasan Ahli

Penggunaan Obat Berlebihan

Sakit kepala belakang juga disebabkan pada penggunaan obat penghilang rasa sakit secara berlebihan. Penyebab ini tentu memiliki gejalanya, antara lain sakit kepala terus-menerus, mual, kecemasan, mudah marah, kelelahan, gelisah, sulit berkonsentrasi, kehilangan memori, dan depresi.

Untuk mengatasi masalah tersebut, perawatan terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan minum obat pereda nyeri. Dalam banyak kasus, akan lebih baik jika menemui dokter dan melakukan terapi fisik serta perilaku, untuk menghentikan kebiasaan menggunakan obat pereda nyeri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI