Suara.com - Layaknya susu sapi, beberapa orang bisa mengalami intoleransi alkohol. Kondisi ini membuat seseorang mengalami gejala yang lebih buruk dari mabuk.
Pendiri Just The Tonic Coaching, Sandra Parker, mengatakan intoleransi alkohol merupakan kelainan metabolisme genetik, yang mana tubuh tidak dapat memecah alkohol secara benar.
Itu dapat mengakibatkan reaksi tidak nyaman, dengan gejala mulai dari kemerahan dan gatal di dada hingga wajah, sampai hidung tersumbat dan mual.
Reaksi intoleransi alkohol akan terjadi segera setelah mengonsumsinya.
Baca Juga: Dear Parents, Begini Cara Atasi Alergi Susu Sapi dan Intoleransi Laktosa Pada Anak
“Intoleransi alkohol biasanya merupakan kondisi genetik yang diturunkan, di mana tubuh tidak dapat memecah alkohol secara efisien. Satu-satunya cara untuk mencegah reaksi adalah dengan menghindari minum alkohol," kata Parker, dilansir Live Science.
![Ilustrasi alkohol. (pixabay)](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/01/18/79739-ilustrasi-alkohol.jpg)
Intoleransi alkohol berbeda dari alergi alkohol.
Alergi alkohol cenderung lebih serius dan bila tidak segera ditangani, maka dapat mengancam jiwa. Gejalanya berupa ruam, kulit gatal, bengkak, dan kram perut parah.
"Perbedaan utama antara intoleransi dan alergi alkohol adalah pada tingkat keparahan reaksinya," imbuh Parker.
Ia menambahkan, "Jika intoleran, gejalanya tidak nyaman. Sedangkan jika alergi, mengonsumsi alkohol saja bisa mengancam jiwa."
Baca Juga: Intoleransi Laktosa di Indonesia Tinggi, Bisakah Oatmilk Jadi Alternatif?
Alergi alkohol juga jarang terjadi dan harus ditangani dengan cara yang sama seperti alergi lainnya, termasuk menghindari alkohol sepenuhnya.