Suara.com - Wabah cacar monyet di sejumlah negara membuat masyarakat di Indonesia khawatir. Pasalnya, pandemi Covid-19 yang berlangsung selama dua tahun belakangan baru saja mereda.
Masyarkat kemudian mempertanyakan apakah perlu vaksin khsusu untuk cacar moyet? Menanggapi hal itu, seperti dikutip dari ANTARA, Rabu, (25/5/2022), Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengatakan vaksin cacar (smallpox) masih efektif untuk menangkal risiko penularan cacar monyet atau monkeypox pada manusia.
"Sekitar 85 persen vaksin cacar masih bermanfaat untuk menangkal cacar monyet," kata Mohammad Syahril saat menyampaikan keterangan pers secara virtual yang diikuti dari Zoom di Jakarta, Selasa.
Dilansir dari Kementerian Kesehatan RI, vaksin cacar merupakan vaksin pertama yang berhasil memberikan perlindungan di dalam tubuh terhadap serangan infeksi virus patogen. Vaksin ini ditemukan oleh seorang dokter asal Inggris, Edward Jenner, pada tahun 1776.

Indonesia kini menjadi salah satu negara yang dikategorikan bebas dari cacar terhitung sejak 1980. Predikat itu tidak lepas dari program imunisasi yang dilaksanakan secara masif sejak 1956.
Syahril yang juga menjabat sebagai Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso mengatakan penggunaan vaksin khusus untuk cacar monyet merupakan kewenangan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
"Biasanya akan ada rekomendasi dari WHO dan akan direkomendasikan pada negara yang memang butuh vaksin itu," katanya.
Dilansir dari keterangan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) nama cacar monyet disebabkan oleh virusnya yang kali pertama ditemukan pada hewan monyet pada tahun 1958.
Namun pada 1970, ditemukan kasusnya pada manusia kali pertama di Republik Demokratik Kongo.
Baca Juga: CDC AS Duga Virus Cacar Monyet Sudah Menyebar Sebelum Adanya Pesta dan Festival di Eropa
Periode invasi cacar monyet ditandai dengan demam, nyeri kepala, nyeri otot, nyeri punggung yang dipicu pembesaran kelenjar getah bening.