Suara.com - Kejadian malnutrisi masih banyak terjadi di berbagai negara di Asia, termasuk Indonesia. Apa penyebabnya?
Hasil studi yang dilakukan di Asia yang didukung oleh Fresenius Kabi Deutschland GmbH, Jerman, mengungkap bahwa di Indonesia risiko malnutrisi sedang hingga tinggi terjadi pada 76% pasien rawat inap.
Penelitian mengenai malnutrisi pada pasien rawat inap dilakukan di 7 negara yakni Indonesia, Korea Selatan, India, Taiwan, Vietnam, Filipina dan Thailand.
Ini berarti 3 dari 4 pasien bedah berpotensi akan mengalami malnutrisi dalam kondisi sedang hingga tinggi. Penelitian tersebut menegaskan bahwa perbaikan nutrisi pada pasien perlu menjadi perhatian.
Baca Juga: Krisis Ekonomi di Sri Lanka Bikin Pasokan Obat Menipis, Risiko Kematian di Rumah Sakit Meningkat
Hal yang sama juga disampaikan oleh Dr. Nurhayat Usman, SpB-KBD, FINACS dari Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Digestif Indonesia. Dalam riset prevalensi malnutrisi pertama di Asia, Indonesia menjadi bagian dari riset bersama dengan 6 negara lainnya.
Dari hasil penelitian tersebut, didapatkan 54% pasien memiliki risiko malnutrisi sedang hingga tinggi. Di Indonesia saja, menunjukkan bahwa risiko malnutrisi sedang hingga tinggi terjadi pada 76% pasien.
"Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa di Asia angka kejadian pada pasien yang mengalami malnutrisi sejak sebelum melakukan operasi atau pasien yang berisiko malnutrisi, cukup tinggi. Dengan demikian, dukungan perbaikan gizi sangat penting untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan pasien," jelas dia dalam acara yang dihelat Fresenius Kabi, Selasa (24/5/2022).
Ia mengatakan malnutrisi adalah kondisi yang merujuk pada kekurangan gizi seperti protein, karbohidrat, mineral atau zat mikronutrisi.
Malnutrisi disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya kondisi medis pada pasien. Pemenuhan nutrisi sangat penting untuk mencegah malnutrisi, terutama pada pasien rawat inap di rumah sakit.
"Dukungan nutrisi, sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi dan pemulihan kesehatan secara menyeluruh dari pasien. Komplikasi termasuk infeksi, ulkus dekubitus, patah tulang, serta komplikasi paru, ginjal dan hati," tambah dia.
Nutrisi yang diberikan pada pasien rawat inap bisa berupa makanan atau minuman, nutrisi enteral dan nutrisi parenteral. Pasien yang tidak bisa menerima makanan dan minuman bisa menerima nutrisi berupa enteral dan parenteral. Nutrisi enteral bisa diberikan secara langsung lewat mulut maupun lewat NGT. Sedangkan parenteral diberikan melalui infus.
Dalam penelitian juga terlihat jika dukungan pemberian nutrisi yang menunjukkan defisit kalori dan protein yang lebih rendah bisa dicapai dengan kombinasi antara pemberian nutrisi parenteral dan nutrisi enteral.