Suara.com - Wabah cacar monyet tengah melanda benua Amerika dan Eropa. Tercatat telah 15 negara yang melaporkan kasus infeksi virus human monkeypox tersebut.
Lalu apakah kasus cacar monyet juga sudah ditemukan di Indonesia? Menjawab pertanyaan ini, Kementerian Kesehatan RI menegaskan bahwa di Indonesia belum ditemukan adanya kasus cacar monyet.
"Di Indonesia belum ada kasusnya. Tapi karena ini penyakit menular yang bisa menular kepada negara lain yang dibawa oleh hewan maupun manusia, maka seluruh negara sebetulnya sudah melakukan upaya-upaya kewaspadaan," kata Juru bicara Kementerian Kesehatan dr. M Syahril, Sp.P., dalam konferensi pers virtual, Selasa (24/5/2022).
Ia menjelaskan bahwa cacar monyet sebenarnya bukan penyakit baru. Kasus cacar monyet pertama kali ditemukan pada 1958, kemudian baru dilaporkan secara internasional terjadi pada anak-anak tahun 1970 di Kongo.
Baca Juga: WHO Klaim Tidak Ada Bukti Virus Cacar Monyet Telah Bermutasi, Ini Penjelasannya
Penyakit tersebut bersifat zoonosis, artinya dapat menular dari hewan ke manusia. Saat ini juga dipastikan telah bisa menular dari manusia ke manusia.
"Penularannya melalui kontak erat terhadap orang yang terinfeksi atau barang yang terkontaminasi dengan virus. Contohnya, barang yang digunakan oleh orang dengan virus cacar monyet dapat menularkan ke orang lain yang bersentuhan," ujarnya.
Masa inkubasi dari infeksi tersebut selama 6-16 hari. Tetapi, pada beberapa kasus ada juga yang baru muncul pada hari kelima hingga ke-21. Dokter Syahril menjelaskan bahwa gejala muncul secara dua tahap.
Pertama, disebut dengan gejala awal atau fase prodomal selama 1 sampai 3 hari. Ditandai dengan adanya demam tinggi di atas 38 derajat, kemudian sakit kepala yang luar biasa.
Menurut dokter Syahril, yang jadi pembeda dengan cacar lain karena adanya gejala berupa pembengkakan kelenjar getah bening baik di leher, ketiak maupun selangkangan.
Baca Juga: Menjaga Kebersihan dan Praktik Seks yang Aman Masih Bisa Mengendalikan Penyebaran Cacar Monyet
Kemudian berlanjut fase kedua yang disebut erupsi kulit. Ditandai dengan timbulnya ruam atau lesi pada kulit, terutama di muka. Kemudian menyebar ke badan dan tangan.
"Ini yang menjadi ciri khas cacar dan sangat infeksius atau menular. Diperlukan waktu hingga 3 minggu sampai periodisasi tersebut hilang dan rontok. Itu bisa sembuh sendiri," imbuh dokter Syharil.
Walaupun sembuh sendiri, ruam tersebut akan menimbulkan bekas di kulit seperti bopeng. Dokter Syahril mengingatkan, walaupun infeksi tersebut bisa sembuh sendiri, cacar monyet tetap berbahaya terutama bagi kelompok rentan seperti orang usia lanjut dan dengan komorbid.