Studi: Paparan Polusi Udara Jangka Panjang Berisiko Tinggi Menyebabkan Covid-19 Parah

Selasa, 24 Mei 2022 | 15:20 WIB
Studi: Paparan Polusi Udara Jangka Panjang Berisiko Tinggi Menyebabkan Covid-19 Parah
Ilustrasi pasien Covid-19. [Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi baru menunjukkan bahwa paparan polusi udara tinggi dapat menyebabkan Covid-19 parah pada orang yang terinfeksi virus corona.

Penelitian yang terbit hari ini, Selasa (24/5/2022) di Canadian Medical Association Journal (CMAJ) menemukan bahwa peningkatan rawat inap dan kematian Covid-19 kemungkinan disebabkan oleh paparan partikel halus, nitrogen dioksida, dan ozon dalam jangka panjang.

"Hasil ini menunjukkan bahwa paparan polusi udara jangka panjang sebelum infeksi SARS-CoV-2 memiliki andil pada keparahan Covid-19, terutama paparan kronis (ozon)," kata peneliti studi ini, dilansir Global News.

Dalam penelitian ini, peneliti mengidentifikasi semua kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di Ontario selama 2020 dan mengurangi residen perawatan jangka panjang serta siapa pun yang berusia di bawah 20 tahun, menyisakan lebih dari 151.000 kasus.

Baca Juga: Korea Utara Sebut Covid-19 Terkendali, Tak Ada Kematian Baru Akibat Demam yang Dilaporkan

Peneliti menemukan pasien yang masuk ICU lebih mungkin berasal dari daerah dengan kadar partikel halus dan nitrogen dioksida yang tinggi.

Ilustrasi pasien Covid-19 yang sedang dirawat. [Istimewa]
Ilustrasi pasien Covid-19 yang sedang dirawat. [Istimewa]

Pasien rawat inap yang kurang parah juga meningkat setelah adanya paparan pertikel halus.

Paparan ozon diketahui sangat berbahaya, menyebabkan kemungkinan rawat inap, masuk ICU dan kematian.

Studi ini didasarkan pada penelitian sebelumnya dari Spanyol dan Meksiko yang juga menemukan hubungan antara paparan polusi udara dengan keparahan Covid-19.

Selama ini, dampak negatif dari kualitas udara yang buruk terhadap kesehatan pernapasan memang sudah terbukti. Bahkan, sejumlah penelitian telah menemukan korelasi antara polusi udara dengan peningkatan kasus asma, infeksi, serta kematian.

Baca Juga: Amnesty: Hukuman Mati Meningkat setelah Pembatasan COVID-19 Berakhir

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI