Dianggap Lebih Cepat Menular, Benarkah Virus Cacar Monyet Telah Bermutasi

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 24 Mei 2022 | 10:51 WIB
Dianggap Lebih Cepat Menular, Benarkah Virus Cacar Monyet Telah Bermutasi
Telapak tangan pasien kasus cacar monyet dari Lodja, sebuah kota di dalam Zona Kesehatan Katako-Kombe, terlihat selama penyelidikan kesehatan di Republik Demokratik Kongo pada 1997. [ANTARA/Brian W.J. Mahy/CDC/HO via Reuters/rwa/djo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kemunculan cacar monyet di sejumlah negara menimbulkan kekhawatiran tersendiri. Penyakit ini disebut menyebar lebih cepat dibanding sebelumnya.

Sehingga muncul dugaan bahwa cacar monyet atau monkeypox telah bermutasi. Lantas, bagaimana faktanya?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hingga saat ini tidak ada bukti bahwa cacar monyet telah bermutasi. Mereka menegaskan penyakit menular yang mewabah di Afrika barat dan tengah itu cenderung tidak berubah.

Kepala sekretariat cacar yang merupakan bagian dari Program Darurat WHO Rosamund Lewis seperti dikutip dari ANTARA, Selasa, (24/5/2022), mutasi cenderung lebih rendah dengan virus itu, meskipun urutan genom kasus akan membantu menginformasikan pemahaman tentang wabah saat ini.

Baca Juga: Banyak Negara Mulai Kendorkan Aturan Protokol Kesehatan, WHO: Pandemi Covid-19 Belum Berakhir!

Arsip - Foto yang diambil selama penyelidikan wabah cacar monyet, yang terjadi di Republik Demokratik Kongo (DRC), 1996 hingga 1997, menunjukkan tangan seorang pasien dengan ruam akibat cacar monyet, dalam gambar tidak bertanggal yang diperoleh Reuters pada 18 Mei 2022. (CDC/Brian W.J. Mahy/HO via Reuters/as)
Arsip - Foto yang diambil selama penyelidikan wabah cacar monyet, yang terjadi di Republik Demokratik Kongo (DRC), 1996 hingga 1997, menunjukkan tangan seorang pasien dengan ruam akibat cacar monyet, dalam gambar tidak bertanggal yang diperoleh Reuters pada 18 Mei 2022. (CDC/Brian W.J. Mahy/HO via Reuters/as)

Pakar kesehatan memperhatikan mutasi yang bisa membuat virus lebih mudah menular atau parah.

Menurut pemimpin bagian penyakit dan zoonosis WHO Maria van Kerkhove, lebih dari 100 kasus yang diduga dan dikonfirmasi dalam wabah baru-baru ini di Eropa dan Amerika Utara belum parah

"Ini adalah situasi yang dapat dikendalikan, khususnya di Eropa. Tetapi kita tidak bisa mengabaikan apa yang terjadi di Afrika, di negara-negara endemik," kata dia.

Mengingat wabah cacar monyet yang menurut WHO tidak biasa terjadi di negara-negara di mana virus tidak dapat menyebar secara teratur, para ilmuwan sedang berusaha memahami asal usul kasus dan apakah ada yang berubah tentang virus tersebut.

WHO meminta klinik dermatologi dan layanan kesehatan primer, serta klinik kesehatan seksual, untuk waspada terhadap kasus-kasus potensial.

Baca Juga: 15 Negara yang Melaporkan Kasus Cacar Monyet, dari Amerika Serikat sampai Tetangga Indonesia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI